bakabar.com, BALIKPAPAN – Sebanyak puluhan ekor sapi yang datang dari Kalimantan Selatan (Kalsel) ditolak di perbatasan saat hendak dikirim ke Kaltim.
Penolakan puluhan ekor sapi tersebut sebagai upaya pencegahan penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebab daerah Kalsel dan Kalbar telah terkonfirmasi positif PMK.
Penolakan itu juga berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan oleh Gubernur Kaltim dan Balai Karantina untuk menolak kedatangan sapi dari Kalsel dikarenakan adanya wabah PMK.
Di Kaltim sendiri terdapat dua titik cek poin, yakni di Kecamatan Muara Komam dan Batu Engau, Kabupaten Paser.
“Sesuai edaran dari Gubernur Kaltim untuk mencegah PMK masuk ya memang kita mencegah di perbatasan. Salah satu tugasnya itu adalah menolak hewan ternak yang masuk dari wilayah Selatan, karena kan sudah dinyatakan daerah wabah. Jadi kita nggak boleh ada masuk ternak dari daerah sana,” kata Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser, drh Alhabib pada Selasa (14/6).
Alhabib mengakui beberapa hari lalu sebanyak 21 ekor sapi datang dari Kalsel melintasi cek poin di Muara Komam. Namun petugas memintanya untuk memutar balik alias dilarang melintas masuk ke Kaltim.
“Jadi memang ada yang mencoba lewati cek poin kami di Muara Komam, ada sebanyak 21 ekor. Tapi pas kami cek ya kami suruh kembali karena memang nggak boleh,” tegas Alhabib.
Alhabib juga mengatakan pihaknya tetap akan menolak kedatangan hewan ternak sapi meskipun peternak memiliki surat kesehatan hewan (SKH) ataupun surat karantina dari daerah asal. Sebab hal ini sebagai upaya pencegahan masuknya wabah PMK ke Kaltim.
“Sesuai edaran dari Balai Karantina dan juga edaran dari Gubernur Kaltim bahwa daerah wabah itu nggak boleh masuk dengan bebas, biarpun datang membawa SKH tetap nggak boleh masuk sama sekali,” pungkasnya.