Kalsel

Waspada! Debit Air Pasang di Banjarmasin Terus Meningkat Seiring Gerhana Bulan

apahabar.com, BANJARMASIN – Debit air pasang di Kota Banjarmasin terus meningkat. Terpantau di sejumlah wilayah, ketinggian…

Featured-Image
Namun fenomena air pasang kali ini berbeda dari banjir yang melanda ibu kota Kalsel, Januari 2021 lalu. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Debit air pasang di Kota Banjarmasin terus meningkat. Terpantau di sejumlah wilayah, ketinggian air sudah setinggi mata kaki.

Penelusuran bakabar.com, fenomena tersebut beriringan dengan kemunculan gerhana bulan purnama.

Hal itu diperkuat dengan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Situasi demikian berlangsung tidak hanya di Banjarmasin.

"Pada saat gerhana muncul biasa terjadi debit air pasang. Malam ini mungkin bulan purnama, jadi terjadi peningkatan lebih dari biasanya," ujar Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Doyo Pudjadi, Senin (31/5).

Menurutnya fenomena air pasang kali ini berbeda dari banjir yang melanda ibu kota Kalsel, Januari 2021 lalu.

Kala itu, banjir lebih karena air pasang yang disertai curah hujan tinggi mengguyur bagian hulu Sungai Martapura.

Ketika bagian di sana hujan, praktis sungai-sungai kecil meluap hingga mengairi sungai di Banjarmasin.

"Diiringi dengan pasang bulan purnama tadi. Kondisi yang dikatakan di luar kebiasaan dan siklus 5 tahunan jadi menyebabkan banjir," pungkasnya.

Berbeda dengan sekarang, intensitas hujan tampak kurang mengalami peningkatan.

Jadi, menurutnya pasang surut air saat ini murni dampak dari gerhana bulan purnama.

Dampak air pasang diperkirakan hanya berlangsung sesaat. Naik mulai sore dan surut ketika malam hari.

"Tidak ada hujan lalu dari air Kabupaten Banjar tidak ke Banjarmasin," ucapnya.

Lebih jauh, dampak terparah diperkirakan bakal terasa di Banjarmasin Barat, terutama kawasan Jalan Jafri Zam Zam.

Ketinggian air di kawasan Stadion 17 Mei itu sudah mencapai 20 hingga 30 centimeter dari aspal.

"Itu daerah cekung aja. Kalau dari datar tidak sampai setinggi itu, kami prediksi hanya sepekan, tuturnya.

Doyo meningarkan dampak fenomena alam ini bakal mengganggu aktivitas dan kenyamanan masyarakat. Khususnya mereka yang bermukim di bantaran sungai.

Dengan begitu, pihaknya turut mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak begitu mengganggu masyarakat.

Mulai dari mengerahkan puluhan pasukan turbo ke titik sungai Banjarmasin. Hingga bekerja lembur untuk mengajak masyarakat bergotong royong mengatasi drainase yang tersumbat.

"Ayo membersihkan dan mengeruk untuk menghindari tinggi air di permukiman," katanya.



Komentar
Banner
Banner