Kalsel

Was-was di Tengah Pandemi, Petugas Kebersihan Sampah Covid-19 Berbagi Cerita

apahabar.com, TANJUNG – Usai salat subuh, petugas kebersihan bernama Ardi (38), bersiap memungut sampah. Sampah yang…

Featured-Image
Petugas kebersihan sampah pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Foto-Istimewa

bakabar.com, TANJUNG – Usai salat subuh, petugas kebersihan bernama Ardi (38), bersiap memungut sampah. Sampah yang diambil warga Sulingan Kecamatan Murung Pudak ini bukanlah sampah biasa, melainkan sampah dari pasien terkonfirmasi positif di Unit Penanganan Khusus Covid-19 di bekas RSUD H Badaruddin, Tanjung.

Tidak hanya mengambil sambpah di Unit Penanganan Khusus, Ardi bersama 2 orang rekannya juga mengambil sampah warga positif Corona yang melakukan karantina mandiri.

Sebelum pukul 7.30 Wita, Ardi bersama teman-temannya yang sudah dilengkapi APD menyusuri rumah-rumah karantina mandiri untuk mengambil sampah dari mereka terpapar Covid-19. Setelah itu, baru ke Unit Penanganan Khusus Covid-19.

Sebelum mengambil sampah-sampah yang dibungkus plastik itu, dia terlebih dahulu melakukan penyemprotan disinfektan untuk memastikan virus-virusnya mati.

Kepada wartawan bakabar.com, Ardi, menceritakan pengalamannya sebagai pengambil sampah warga positif Covid-19.

"Jujur awalnya saya takut melaksanakan tugas yang dibebankan oleh atasan, karena kita tahu kalau penularan virus Corona ini sangatlah dahsyat, tapi setelah mendapat arahan dari atasan rasa takut itu pun berhasil dihilangkan," ujarnya, Selasa (29/6).

Setelah itu, dia pun menyampaikan kepada keluarga tentang pekerjaannya. Keluarga pun sempat tidak mengijinkan. Alasannya, kata Ardi, karena khawatir tertular virus tersebut.

"Secara perlahan saya memberikan penjelasan kalau dalam bertugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, seperti memakai sarung tangan, sepatu, masker, baju hazmat, memakai helm dan sebagainya ditambah pengetahuan cara memakai dan melepas APD itu. merekapun menerimanya," jelas Ardi.

"Karena niat membantu warga dan tugas sayapun ikhlas menjalankan tugas ini, meski saya sadar ada resiko menanti. Tapi saya yakin kalau protokol kesehatan dijalankan Insya Allah akan baik-baik saja,” sambungnya.

Ardi juga menuturkan, sampah yang diambilnya selanjutnya langsung dimusnahkan di Incenerator RSUD H Badaruddin Kasim di Maburai. Sebelumnya komunikasi terlebih dahulu dengan petugas di sana.

Sementara mobil Pick Up yang digunakan mengangkut sampah juga langsung disemprot disinfektan, seusai mengantar sampah.

Apakah ada perhatian khusus DLH terhadap tugas tersebut?

Ardi mengaku mendapat insentif tambahan selain gaji, selain itu juga dapat APD lengkap dan vitamin sebagai suplemen menjaga daya tahan tubuh.

“Alhamdulillah selain dapat insentif juga diberikan APD lengkap dan vitamin sebagai suplemen menjaga daya tahan tubuh. Selain itu dapat waktu istirahat satu minggu karena tim lain yang bertugas,” beber Ardi.

Kepala DLH Kabupaten Tabalong, Rowi Rawatianice, mengungkapkan awalnya petugas pengambil sampah hanya 2 orang. Kemudian ditambah 4 orang seiiring adanya penambahan kasus Positif Covid-19 yang dirawat di Unit Penanganan Khusus dan rumah karantina mandiri.

“Awalnya petugas kita hanya 2 orang, namun sejak pasien positif korona bertambah 11 orang maka kitapun menambah petugas kebersihan menjadi 6 orang. Mereka dibagi dua tim, bergantian tiap seminggu sekali,” kata Rowi.

Dalam menjalankan tugasnya mereka menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, seperti sepatu, masker, sarung tangan, baju hazmat, hand sanitizer dan lainnya. Selain itu, para petugas juga diberikan asupan vitamin.

Sementara itu, sampah yang diambil langsung dimusnahkan di fasilitas incenerator di RSUD H Badaruddin Kasim, begitu pula mobil pengangkut sampah juga khusus dan langsung disemprot disinfektan sehabis mengambil sampah tersebut.

” Karena ini sampah berbahaya, maka setelah diambil langsung dimusnahkan, tentu sebelumnya disemprot disinfektan,” terang Rowi.

Saat ini, kata Rowi lagi, volume sampah yang diambil dari Unit Penanganan Khusus Covid-19 dan rumah karantina mandiri setiap bulannya mencapai 1 ton lebih.

Untuk bulan Juni, sampah dari warga positif korona di rumah karantina dan Unit Khusus 992 kilogram. Sampah dari Posko di wilayah tengah 32 kilogram dan wilayah selatan Tabalong 25 kilogram.

“Itu belum termasuk sampah dari RS Pertamina,” jelasnya.

img

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner