bakabar.com, BANJARMASIN – Warga Desa Sungai Kambat, Kecamatan Cerbon, Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan mengeluhkan belum tersedianya air bersih di tempat mereka.
Mereka mengaku, air akan lebih sulit didapat jika sudah memasuki musim kemarau. Janji pemasangan jaringan air bersih pun sudah lama dijanjikan tapi belum terealisasi.
"Di musim kemarau seperti sekarang ini, kalau masih bisa mengandalkan air sungai, kami pakai air sungai untuk semua keperluan, tapi kalau sudah asin, terpaksa beli air bersih,” kata Kepala Desa Sungai Kambat Hj Wahidah saat menghadiri reses anggota DPRD Kalsel H Karli Hanafi Kalianda, Senin (10/5).
Dia bilang, saat musim hujan kebutuhan air bersih akan terbantu dengan menampung air hujan. Tapi itu tak bertahan lama.
Mendengar aspirasi itu Karli, pihaknya akan memilah-milah permasalahan yaitu masuk kewenangan provinsi atau kewenangan kabupaten, demikian juga yang masuk ranah pribadi, seperti permintaan bantuan peralatan Maulid Habsyi, dan lain-lain.
Aspirasi yang sudah masuk, kata Ketua Fraksi Golkar ini, akan diperjuangkan sesuai kewenangan. "InsyaAllah semua aspirasi yang masuk akan saya perjuangkan sesuai kewenangannya," ujarnya.
Sejak melaksanakan reses 3-6 Mei 2021, penghobi musik ini mengatakan, ada sepuluh titik yang didatangi. Aspirasi dan keluhan yang masuk bukan hanya soal air bersih, tapi juga menyangkut kelangkaan pupuk bersubsidi.
Jika biasanya pupuk bersubsidi bisa didapat dengan harga Rp120 ribu per karung. Tapi lantaran langka, mereka rela membeli dengan harga non subsidi di kisaran Rp250.000-Rp320.000 per karung.
“Ada masukan dari warga, kalau bisa pupuk bersubsidi itu dikoordinir oleh kepala desa di wilayah masing-masing,” pungkas Karli.