Borneo Hits

Warga Bangun Posko Mandiri Bantu Korban Banjir di Martapura

Warga GG Rahmat RT 09, Desa Tanjung Rema, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, bahu membahu menyalurkan bantuan untuk mereka yang terdampak banjir di lingkungannya

Featured-Image
Warga GG Rahmat RT 09, Desa Tanjung Rema, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, mendirikan posko banjir secara mandiri. Foto- Robi for bakabar.com

bakabar.com, MARTAPURA - Warga GG Rahmat RT 09, Desa Tanjung Rema, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, bahu membahu menyalurkan bantuan untuk mereka yang terdampak banjir di lingkungannya, hingga Rabu (29/1) malam.

Sedikitnya 200 kepala keluarga terdampak banjir di daerah ini. Namun, sebagian dari mereka sudah ada yang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan sebagian lagi tetap tinggal untuk menjaga rumah.

Banjir sendiri berlangsung sudah dua pekan lebih. Merendam sebagian besar rumah warga, seiring dengan tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir. Adapun ketinggian air hingga Rabu, masih bervariasi. Paling parah setinggi dada orang dewasa.

Sementara itu, bantuan diberikan berupa nasi bungkus yang sudah dimasak di posko banjir. Sejauh ini, bahan masakan berasal dari bantuan Pemerintah Desa Tanjung Rema. Antara lain beras 5 belek, 230 telur ayam, 5 dus mie instan, sayur mayur, termasuk kopi dan gula untuk para relawan. Namun bantuan itu hanya cukup untuk satu hari.

Sementara untuk menutup kekurangannya berasal dari sumbangan warga dan komunitas pedagang sayur.

Seorang relawan membawa bantuan nasi bungkus ke korban banjir menggunakan baskom. Foto-bakabar.com
Seorang relawan membawa bantuan nasi bungkus ke korban banjir menggunakan baskom. Foto-bakabar.com

Ketua RT 09, Roni mengungkapkan posko banjir sendiri dibangun atas swadaya warga. Lokasi posko berada di halaman rumah salah satu warga. Selain jadi tempat memasak juga sebagai parkir kendaraan mereka yang tedampak banjir.

Posko tersebut sebelumnya menjadi dapur umum saat Haul Abah Guru Sekumpul. Saat haul, daerah ini menampung ribuan jemaah dari berbagai daerah, termasuk dari Kaltim, Kalteng, dan Kaltara.

"Posko ini untuk memudahkan kegiatan relawan untuk membantu warga kebanjiran. Mereka bergiliran menjaga 24 jam. Jika terjadi sesuatu, maka cepat bergerak. Selain itu untuk memudahkan pihak luar jika ingin mengirimkan bantuan," kata Roni.

Sejauh ini bantuan masih terbatas. Sementara, banjir diprediksi bertahan lama seiring curah hujan menurut prakiraan BMKG berlangsung hingga Maret.

Di sisi lain, belum ada warga yang mengeluhkan penyakit akibat banjir. Akan tetapi, mereka tetap berharap Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dapat lebih memperhatikannya.

Saat ini kebutuhan berupa perahu karet sangat diperlukan untuk menyalurkan bantuan agar dapat menjangkau rumah warga kebanjiran terjauh. 

"Sementara seadanya, seperti ini tadi, nasi bungkus yang kita salurkan dibawa menggunakan baskom," ungkap Roni.

Perlu diketahui, setiap tahun, daerah ini sudah menjadi langganan banjir. Sebab kawasan di sini relatif lebih rendah, hingga jadi penampungan air, seperti musim hujan sekarang ini. Selain itu, air yang berasal dari Desa Tunggul Irang kala sungainya meluap, menambah debit air di daerah ini.

Belum ada upaya serius dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah tersebut. Yang ada, baru-baru ini pembuatan drainase dari PUPR Provinsi Kalsel untuk menyalurkan air dari Jalan Tanjung Rema ke kawasan ini. 

Akan tetapi saat musim hujan, air justru semuanya tertuju di kawasan rendah Gg Rahmat, atau disebut padang. 

"Kami berharap pemerintah dapat memberikan solusinya. Setidaknya air bisa mengalir lagi, tidak terhenti di daerah ini," harap Rony.

Sebagai catatan, hingga 24 Januari 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar mencatat banjir telah melanda 8 kecamatan. Antara lain Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Cintapuri Darussalam, Gambut, Sungai Tabuk, Astambul, dan Karang Intan. Total 10.635 rumah dari 12.450 kepala keluarga dengan 36.108 jiwa terdampak banjir.

Editor


Komentar
Banner
Banner