bakabar.com, BANJARMASIN - Meski terbilang receh, persoalan tentang kentut wanita lebih bau dari pria mencuat belakangan.
Penyebabnya adalah unggahan akun media sosial Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ridwan mengunggah video yang menyebut soal kentut wanita lebih bau dari pria.
"BENARKAH? Pantesan. Tolong disave postingan ini untuk argumentasi bapack-bapack jika ada pertengkaran urusan perkara ini," demikian keterangan dalam unggahan tersebut.
Dikutip dari CNN, terntyata kentut pernah menjadi studi dan eksperimen ilmiah sejak 1816. Namun kebanyakan berfokus kepada studi tentang komposisi gas.
Dalam studi yang dipublikasikan di BMJ Journal dan ditulis oleh FL Suarez, J Springfield, dan MD Levitt dari Veterans Affairs Medical Center, Amerika Serikat, dianalisis soal bau kentut dan volume.
"Kentut secara kuantitatif dikumpulkan via tabung rektal dari 16 subyek sehat yang mencerna kacang pinto dan laktulosa untuk meningkatkan output," demikian tulis para peneliti.
Untuk penelitian tersebut, 16 orang sehat tanpa gangguan pencernaan masing-masing diberi makan kacang pinto dan obat pencahar. Mereka masing-masing memakai sistem pengumpulan kentut yang terdiri dari tabung dan kantong kedap gas.
Setelah kentut dikumpulkan dari subjek, terjadi analisis kromatografi gas spektroskopi massa yang digunakan untuk mengidentifikasi komposisi gas.
"Level konsentrasi gas mengandung sulfur di setiap fase kemudian diukur dengan intensitas bau yang dinilai oleh dua juri," jelas peneliti.
Setelah kedua juri yang mencium bau kentut itu bertugas, diperoleh fakta bahwa konsentrasi sulfur kentut pria mencapai 0,59 per sekali keluar. Sementara kentut wanita memiliki jumlah konsentrasi sulfur hingga 1,77.
Adapun total volume zat tersebut dalam kentut pria mencapai 119 ml, berbanding 88 ml milik perempuan. Zat lain yang juga terdeteksi dalam kentut adalah methanethiol (MES) dan Dimethyl Sulfida (DMS).
Setelah semua hasil dikumpulkan, disimpulkan kentut wanita memiliki konsentrasi hidrogen sulfida yang jauh lebih tinggi, serta intensitas bau lebih ganas daripada pria.
Dalam studi disebutkan juga bahwa pria cenderung mengeluarkan volume gas yang lebih banyak daripada wanita.
Meski lebih pria lebih sering buang angin, wanita memiliki konsentrasi hidrogen sulfida lebih tinggi. Zat inilah yang membuat kentut berbau busuk dan termasuk kategori 'berbahaya'.
"Anggapan umum lebih cenderung mempercayai pria memproduksi kentut lebih banyak daripada wanita tidak didukung oleh observasi," tulis peneliti.
"Meskipun sangat bervariasi, kentut wanita punya konsentrasi hidrogen sulfida yang signifikan sehingga menimbulkan bau busuk. Ini telah diidentifikasi oleh kedua juri," tutup hasil penelitian itu.