bakabar.com, RANTAU - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qobli, bersama Bupati HM Arifin Arpan melaksanakan panen raya dan tanam cabai hiyung di Tapin, Selasa (25/10).
Hiyung merupakan salah satu varietas cabai andalan Tapin. Diketahui cabai berukuran sedang ini terkenal memiliki level pedas 17 kali lipat dibanding cabai jenis biasa.
Selain level pedas yang di atas rata-rata, kelebihan lain dari cabai hiyung adalah ketahanan. Cabai ini rata-rata dapat disimpan selama 10 hari dalam suhu ruangan normal.
Hiyung sendiri telah terdaftar sebagai varietas tanaman lokal khas Tapin dari Kementrian Pertanian RI dengan Nomor 09/PLV/2012 tertanggal 12 April 2012. Dengan demikian, Tapin bertanggung jawab atas perkembangan dan pembudidayaan.
Adapun lahan yang dipanen dan ditanam ulang secara simbolis oleh Wamentan tersebut, berada di atas lahan seluas 182 hektar di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah.
Kegiatan tersebut juga turut diikuti Dirjen Perkebunan, Dirjen Hortkultura, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Sekda Kota Palangkaraya, Forkopimda dan Dinas Pertanian Tapin.
"Kegiatan ini dalam rangka upaya bersama mengendalikan inflasi, terutama komoditas pangan. Sampai September 2022, inflasi di Indonesia masih relatif terkendali, tetapi tetap tidak boleh lengah," papar Wamentan.
"Sementara cabai sendiri merupakan salah satu komoditas yang rentan inflasi. Oleh karena itu, diharapkan petani agar terus meningkatkan produksi penanaman cabai hiyung untuk menekan laju inflasi. Hiyung punya potensi besar, karena berbeda dengan jenis lain," imbuhnya.
Terkait peningkatan produksi, Harvick juga meminta agar pemerintah daerah memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta hilirisasi pertanian.
"Saya menyarahkan agar Gubernur dan Bupati mengakselerasi hilirisasi, sehingga off farm juga berkembang, bukan hanya on farm. Nanti anak-anak muda tidak hanya di pertanian, tetapi juga di pengolahan," papar Wamentan.
Tercatat sejak 2013, luas tanam cabai hiyung terus meningkat. Dari hanya 28 hektar, terus meningkat mencapai 202 hektar dengan hasil panen 1.324 ton hingga akhir 2021. Artinya rata-rata produktivitas mencapai 69 ton tiap hektar.
"Hiyung sudah menjadi andalan pendapatan istimewa petani di Tapin, mengingat harga cabai cenderung tinggi," sahut Bupati Tapin.
"Di sisi lain, kami berusaha fokus ke bidang pertanian yang sudah terbukti menjadi salah satu penopang perekonomian. Kami optimistis menghadapi tantangan global, sekaliguis serta menjaga ketahanan pangan," pungkasnya.