Kalsel

Viral Kisah Soeharto Kunjungi Guru Sekumpul Sebelum ke Bosnia, Ustaz Yannor Beri Klarifikasi

apahabar.com, TANJUNG –  Kisah Presiden kedua RI Soeharto mengunjungi Syekh KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani…

Featured-Image
Kisah Presiden Kedua RI Soeharto mengunjungi Guru Sekumpul sebelum melakukan lawatan ke Bosnia Herzegovina kembali mencuri perhatian publik lewat sebuah unggahan video singkat. Foto: Istimewa

bakabar.com, TANJUNG – Kisah Presiden kedua RI Soeharto mengunjungi Syekh KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul sebelum melawat ke Bosnia Herzegovina kembali mencuat. Terlebih, sebuah video berdurasi 1 menit 28 detik yang memuat kisah itu beredar luas di media sosial.

Seperti dikisahkan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Soeharto mengunjungi Bosnia saat perang etnis tengah berkecamuk. Puncaknya, pada 11 Maret 1995, sebuah pesawat PBB yang membawa utusan khusus PBB Yasushi Akashi ditembak jatuh ketika melintasi langit Bosnia.

Situasi tegang itu tak lepas dari konflik bersenjata antara tentara Bosnia dengan Serbia. Saat itu, kata Syafrie seperti dilansir dari Viva, tak ada satupun orang di PBB yang berani menjamin keselamatan Soeharto ke Bosnia.

Meski begitu, Soeharto yang memiliki latar belakang militer bergeming. Ia tetap mengunjungi Bosnia, usai dari Kroasia. Singkat cerita, ia tiba di Istana Kepresidenan Bosnia dengan selamat. Kurang lebih tiga jam melaksanakan kunjungannya, presiden yang berkuasa di Indonesia selama 32 tahun ini kembali ke Indonesia.

Baru-baru ini, cerita itu kembali nyaring terdengar. Ustaz Muhammad Yanor, seorang pendakwah asal Kelua, Kabupaten Tabalong mengatakan Presiden Soeharto mengunjungi Guru Sekumpul sebelum ke Bosnia. Tujuannya memohon pendapat, izin, dan doa dari sang guru.

“Waktu datang ke Sekumpul, guru saya mau berangkat kunjungan kerja ke Bosnia,” ujar Ustaz Yannor menirukan perkataan Soeharto, dikutip dari videonya.

Lantas, benarkah Soeharto datang mengunjungi kawasan Sekumpul pada medio tersebut?

Penelusuran media ini, faktanya Soeharto memang pernah berkunjung ke Kalimantan Selatan. Namun itu terjadi dua tahun setelah kunjungannya ke Bosnia. Bukan pada 1995.

Saat itu kedatangan Soeharto juga bukan mengunjungi Guru Sekumpul, melainkan meresmikan Jembatan Barito tepatnya pada 23 April 1997.

Fakta Sejarah Jembatan Barito: Sempat Ingin Diberi Nama Soeharto hingga Terpanjang di Asia Tenggara

Adanya disinformasi itu, belakangan membuat Wakil Ketua Umum MUI Tabalong, H Ahmad Surkati turun tangan.

“Secara pribadi saya langsung menindaklanjutinya,” paparnya kepada bakabar.com. “Karena ini sesuatu yang harus segera ditindaklanjuti, dan kalau tidak bisa terus berpolemik.”

Menurutnya, kisah mengenai Soeharto berkunjung ke Guru Sekumpul tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Ini tidak menguntungkan bagi si pendakwah ataupun bagi umat, karena fakta yang ada itu memang tidak bisa kita benarkan,” kata Surkati.

Usai menghimpun informasi, Surkati kemudian berkoordinasi dengan MUI cabang Kelua hingga akhirnya mendapatkan data beserta nomor telepon Ustaz Yannor.

“Alhamdulillah sambutannya positif dan beliau menyadari kekhilafan terhadap video yang beredar dan meminta supaya video tersebut agar dihapus,” jelasnya.

Apa yang dikatakan Surkati kemudian benar adanya. Sepanjang siang tadi, video Ustaz Yannor memberikan klarifikasinya beredar luas di media sosial. Menurut Guru Yannor, seperti dikutip dalam video terbaru ini, data-data yang ia sampaikan mengenai kunjungan Soeharto ke Bosnia tidak sepenuhnya benar.

“Oleh karena itu, agar kami bisa menarik ceritanya memohon maaf sebesar-besarnya atas kekeliruan yang ulun [saya] sampaikan tersebut dari kabar bin kabar,” ucapnya melalui video yang juga diteruskan ke pengurus MUI Tabalong itu.

Guru Yannor mengakui jika disinformasi itu murni kesalahan pribadinya. “Ini memang kesalahan ulun [saya], karena ulun langsung mempercayai tanpa meneliti terlebih dahulu sumber-sumber yang valid,” sambungnya.

Karenanya, Guru Yannor meminta bagi siapa saja yang masih menyimpan video tersebut agar segera menghapusnya. Pun yang terlanjur disebar ke media sosial.

“Demikian kiranya yang dapat kami sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kekurangan dan segala kekhilafannya, manusia adalah tempatnya salah dan lupa, jadi sekali lagi kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner