LIFESTYLE

Viral Copenhagen Fashion Week, Model Bergaun Ramah Lingkungan Jadi Sorotan

Selain empat pekan mode dunia paling prestisius (Paris, Milan, New York, London), salah satu kota di Denmark mencoba menggelar perhelatan serupa dengan versinya

Featured-Image
Model Copenhagen Fashion Week yang Viral. Foto-net

bakabar.com, JAKARTA - Selain empat pekan mode dunia paling prestisius (Paris, Milan, New York, London), salah satu kota di Denmark mencoba menggelar perhelatan serupa dengan versinya tersendiri.

Belakangan, media dengan intens menyorot Copenhagen Fashion Week di Copenhagen, Denmark, yang dihiasi kumpulan desainer 'ramah lingkungan' dan tidak kalah spektakuler dalam mempresentasikan koleksinya.

Seperti yang terjadi pada hari pertama awal Februari lalu di peragaan jenama bernama (di)vision.

Alih-alih mendirikan panggung peraga, duo desainer kakak-beradik Simon dan Nanna Wick menyajikan kreasi busana siap pakai musim gugur 2023 di sebuah aula yang disulap menjadi restoran fine-dining setengah berantakan.

Model Copenhagen Fashion Week. Foto-net
Model Copenhagen Fashion Week. Foto-net

Seperti dilaporkan Vogue Runway, taplak meja makan para tamu sudah ternodai tumpahan wine dan lilin tinggal sedikit lagi habis meleleh. Makanan yang tersaji di piring juga seperti telah disantap setengahnya.

Tak berhenti di situ, (di)vision memberi 'hidangan penutup' yang di luar dugaan. Setelah ke-31 set busana ditampilkan, model Sarah Dahl yang juga pacar Simon mengetuk gelas dengan sendok untuk meminta atensi tamu lalu berdiri dari bangku meja makannya.

Berbalut crop top salmon pink dan rok bersiluet pensil, Sophie kemudian berjalan. Rupanya rok tersebut memiliki ekor yang menjelma sebagai taplak meja. Seketika semua benda yang ada di atas meja langsung berjatuhan dan ikut terseret seiring Sophie melangkahkan kakinya.

View this post on Instagram

A post shared by (di)vision (@di_vsn)

Momen tersebut sempat terabadikan dalam video yang kemudian berujung viral di media sosial.

Aksi Sarah Dahl menjadi pamungkas dari presentasi koleksi yang kental dengan nuansa 90-an lewat dominasi busana over-sized, hoodie, ugly sneakers dan vest. Lebih dari itu, kreasi ini sekali lagi menunjukkan kepiawaian (di)vision dalam mengolah material sisa sebagai upaya menekan volume limbah fashion.

Kali ini, Simon dan Nanna turut bereksperimen dengan pakaian rajut.

"Dari kacamata kontemporer, kami paham bahwa fashion bukan hanya tentang membuat pakaian indah, tapi kita juga harus mempertimbangkan sisi komersial. Itulah yang kami lakukan saat ini, tetap fokus pada peragaan dan membuat busana yang wearable," kata Simon.

Editor


Komentar
Banner
Banner