bakabar.com, BANJARMASIN – Cuplikan sebuah video Denny Indrayana lagi-lagi viral di media sosial.
Entah siapa pengeditnya, yang pasti banyak warganet salah kaprah akibat beredar luasnya video berdurasi 40 detik itu.
Terbaru, sejumlah aparatur sipil negara (ASN) di Banjarmasin buru-buru angkat bicara.
Musababnya, calon gubernur Kalimantan Selatan nomor urut 02 itu menyebut jika sekretaris camat Banjarmasin Selatan merupakan relawan H2D — sebutan paslon Denny-Difri.
Melihat video tersebut, Plh Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Mukhyar langsung melakukan penelusuran. Termasuk memeriksa perangkat kecamatan yang dimaksud Denny.
"Itu tidak benar termasuk di SK paslon gubernur. Jadi ini mereka akan menyampaikan kronologisnya," ujar Mukhyar.
Kemungkinan besar Denny hanya salah ucap. Narasi yang benar, kemungkinan sekretaris dan bendahara relawan H2D Banjarmasin Selatan.
Di tempat yang sama, Sekretaris Camat Banjarmasin Selatan Satriawan ikut angkat bicara.
Ia menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tak tergabung dalam relawan H2D.
Sesuai aturan jelas, ASN tak boleh berpolitik. Apalagi menjadi relawan.
Senada Mukhyar, Satriawan menganggap Denny hanya salah ucap saja. Jabatan yang dimaksud Denny bukan diarahkan kepadanya.
Hal itu dibuktikan dengan SK yang diperoleh oleh ketua Relawan H2D Kota Banjarmasin untuk Banjarmasin Selatan per tanggal 11 Juni 2020 lalu.
Di sana tercantum nama ketua, sekretaris hingga bendahara. Setelah dicek Mukhyar, nama yang tertera semuanya bukan berstatus pegawai negeri.
Pihaknya juga memperkuat bukti dengan memperlihatkan foto dan KTP ketua, sekretaris dan bendahara relawan H2D sebenarnya.
"Jadi sekretaris dan bendahara yang dimaksud adalah Ibu Jatimah dan Amalia. Merupakan memang masyarakat umum yang direktur sebagai relawan paslon gubernur itu," pungkasnya.
Sekali lagi, dengan sederet bukti itu pihaknya meluruskan bahwa bukan menjadi bagian dari relawan H2D.
"Dan bukan terafiliasi dengan jabatan kami di Banjarmasin Selatan," ucapnya.
Imbas viralnya video tersebut, camat maupun bendara Banjarmasin Selatan mengaku sempat diserang sejumlah oknum.
Karenanya, ia langsung melakukan sambungan telepon kepada ketua relawan H2D Banjarmasin.
Akunya, nomor telepon itu diperolehnya karena Tim Sukses Paslon H2D kerap berada di kantor Banjarmasin Selatan.
H2D, kata Satriawan, juga bertanggung jawab atas kesalahpahaman tersebut.
"Alhamdulillah direspons dengan baik, karena ini berita tidak sesuai apa yang disampaikan," tuturnya.