bakabar.com, MALANG – Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Mardani H Maming berbagi tips sukses di Malang. Sejumlah pengusaha muda tampak hadir.
Selain mereka, ada juga seorang pengusaha, Hendy Setiono. Mardani membawa serta jajaran pengurusnya, seperti Bagas Adhadirga.
Dalam bincang ringan bertajuk Business Clinic With BPP HIPMI di Chicken Crush, Rabu (20/10) malam, Mardani menyalurkan ilmu kewirausahaannya.
“Sebuah perusahaan bisa sukses selain dikelola dengan kerja keras, juga dikelola dari hulu hingga hilir,” ujar Mardani membuka percakapan.
Tanpa kerja keras, kata pengusaha asal Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ini, mustahil sebuah perusahaan bisa berkembang.
Intinya, setiap usaha yang dijalankan mesti terus terawasi, termasuk soal untung-rugi, dari hulu hingga hilir. Dengan demikian, jika ada masalah serga bisa ditemukan solusinya.
“Kerja keras jadi tidak akan sia-sia,” ujar CEO holding PT Batulicin 69 dan PT Maming 69 yang membawahi 54 perusahaan di berbagai bidang usaha itu.
Di Malang, eks Bupati Tanah Bumbu dua periode ini diundang dalam dialog di Universitas Brawijaya Malang, esok.
Dua hari sebelumnya, Mardani diundang CNBC Indonesia, salah satu televisi swasta berlatar ekonomi bisnis. Dalam ‘To Day Closing Bell’, Mardani berbicara mengenai persoalan investasi. Khususnya, strategi menarik investor dalam negeri.
Belum lama ini, Bank Dunia merilis laporan jika kemudahan berbisnis di Indonesia menempati peringkat 72 dari 10. Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara lain dengan ukuran ekonomi yang lebih kecil.
Mardani menilai pemerintah telah mempersiapkan fasilitas kemudahan berinvestasi di Indonesia, salah satunya melalui sistem Online Single Submission (OSS).Dalam hal ini, Hipmi, kata dia, berharap aturan investasi dapat menjaga kesinambungan antara pengusaha domestik dan asing.
“Dari ranking itu, ini yang menjadi PR Kita, dari pengalaman saya menjabat kepala daerah, sebenarnya di zaman Pak Jokowi ini investasi di daerah sudah dipermudah, tinggal kita memaksimalkannya lagi,” ujar Mardani menjawab pertanyaan terkait regulasi bisnis di Indonesia.
Editor: Budi Ismanto