Hot Borneo

Update Proyek Kereta Gantung Kalsel: Tahun Ini Studi Kelayakan!

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) akan melakukan feasibility study atau studi kelayakan proyek kereta gantung pada tahun ini. 

Featured-Image
Sketsa kereta gantung Kalsel. Foto-Bappeda Kalsel untuk apahabar.com

bakabar.com, BANJARBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) akan melakukan feasibility study atau studi kelayakan proyek kereta gantung pada tahun ini. 

Studi kelayakan ini meliputi pra konstruksi, konstruksi hingga pasca-konstruksi.

"Dengan studi ini, maka kita bisa menjawab apa yang ditawarkan ke investor, dan tentunya perhitungan yang menguntungkan bagi masyarakat Kalsel," ucap Kadishub Kalsel, Muhammad Fitri Hernadi, belum lama tadi. 

Untuk investor, Pemprov Kalsel mempunyai beberapa pilihan. Selain UsCovery Dubai, juga ada dari BIMP-EAGA (Brunei, Indonesia, Malaysia, Philipina - East Asian Growth Area). 

"Sementara kami berharap dari Dubai dulu, karena memang mereka yang punya teknologinya," katanya.

"Untuk kepastianya, tentu banyak variabel yang mereka tuntut agar mau berinvestasi. Ini menjadi tugas banyak pihak untuk memformulasikan investasi yang sehat dan tidak merugikan masyarakat Kalsel," sambungnya. 

Sejauh ini, pihaknya sudah bekerja sama dengan perguruan tinggi di Kalsel serta melibatkan ikatan ahli perencanaan kota.

Sebelumnya, Kepala Bappeda Kalsel, Ariadi Noor menekankan Pemprov Kalsel bakal membangun skylift atau kereta gantung seperti halnya di Spanyol, bukan kereta layang.

"Jika terealisasi, maka ini yang pertama di Indonesia," papar Ariadi, Sabtu (15/4) dini hari.

"Karena ini ada tawaran dari investor Dubai dan mereka yang akan membangun keseluruhan," tuturnya.

Kereta gantung yang ditawarkan berupa gandola yang menggantung dan berjalan menggunakan kabel.

Investor asal Dubai sekarang sedang melakukan studi kelayakan untuk menghitung nilai ekonominya.

"Mereka juga masih menghitung nilai bisnisnya," ujar Ariadi.

Rute kereta gantung ini rencananya bakal terbentang dari Banjarmasin menuju Bandara Syamsudin Noor, lalu ke Banjarbaru hingga Martapura. Total panjangnya sekitar 40 kilometer.

Untuk estimasinya, pembangunan kereta gantung satu ini kemungkinan memakan biaya 25 US Dolar per kilometer atau Rp15 triliun untuk keseluruhan.

"Nilainya hampir sama dengan kereta konvensional di darat yang banyak memakan biaya pembebasan lahan," ucapnya.

Ariadi memastikan pembangunan kereta gantung Kalsel sepenuhnya dibiayai oleh investor.

"Kami sudah melakukan beberapa ekspose bersama," katanya.

Pembangunan kereta gantung, sekali lagi Ariadi pastikan, bukan Pemprov yang mengajukan permohonan.

Baca Juga: KPK Amankan Rp2,8 Miliar Barbuk Suap Proyek Jalur Kereta Api

"Ini tawaran dari pihak investor swasta," jelasnya. 

"Mungkin mereka melihat pemandangan di Kalsel ini indah, terdapat banyak sungai dan perbukitan," ucapnya lagi. 

Umumnya kereta gantung kerap digunakan hanya pada tempat-tempat wisata, seperti halnya Taman Mini Indonesia Indah, Taman Impian Jaya Ancol, Pulau Kumala, dan lain sebagainya.

Namun di negara-negara maju, skylift atau sky cable mudah ditemui di daerah bersalju, daerah pegunungan, atau taman hiburan, bahkan kini juga digunakan untuk transportasi umum di daerah perkotaan.

Kereta gantung memiliki desain teknologi yang sederhana, namun aman jika dibanding dengan monorel.

Editor


Komentar
Banner
Banner