Berdasarkan rekapitulasi data Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, air bah sudah merendam 531 rumah. 2.125 jiwa dan 531 KK terdampak. Dari laporan tersebut, kawasan terparah memang terjadi di Kecamatan Takisung.
"Berdasarkan hasil pengecekan dari Bhabinkamtibmas setempat, situasi debit air di beberapa kawasan Takisung mencapai 1,5 meter," kata Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Dinsos Kalsel, Achmadi kepadabakabar.com, Selasa (8/3).
Selain Takisung, banjir turut merendam dua kecamatan lain di Tanah Laut, yakni Pelaihari dan Panyipatan. Ketinggiannya bervariasi, meski saat ini debit air di sejumlah wilayah dilaporkan mulai menurun.
Sejauh ini, Pemprov melalui Dinsos Kalsel sudah mengirimkan sejumlah bantuan logistik seperti makanan cepat saji dan perlengkapan keluarga ke lokasi terdampak. Totalnya mencapai Rp 108.893.370.
Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel sejak 4 Maret lalu sudah mengeluarkan peringatan dini.
BPBD mengacu pada surat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nomor KL.00.02/019/Plt.DK/III/2022 tentang peringatan dini curah hujan tinggi.
Dalam surat itu, beberapa wilayah di Kalsel ditetapkan berstatus waspada. Hujan deras masih bakal mengguyur dalam beberapa hari ke depan.
Oleh karenanya, Achmadi mengimbau warga terus waspada. Di samping mesti tetap tenang dan jangan panik dalam menghadapi bencana hidrometeorologi ini.
Ia meminta agar warga menghindari daerah terbuka, serta matikan aliran listrik bila terjadi banjir.
"Apabila melakukan pengungsian, dapat menuju lokasi titik kumpul yang sudah ditetapkan atau ikuti arahan petugas," imbaunya.
Pembina Teknis Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kalsel itu juga memberikan atensi dini terhadap Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Tengah, dan Tanah Bumbu.
Mengingat, tak menutup kemungkinan kawasan terdampak banjir masih bakal meluas.