Bisnis

UMKM Bingung Mengelola Keuangan, Gunakan Konsep 4P untuk Memulai Usaha

Konsep 4P bisa digunakan untuk membantu UMKM mengelola keuangan

Featured-Image
Financial Advisor, Bareyn Mochaddin. (Foto: Facebook)

bakabar.com, JAKARTA – Banyak UMKM yang masih kesulitan mengelola keuangan bisnis, akhirnya membuat pertumbuhannya melambat. Pengelolaan yang baik penting untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis.

Financial Advisor, Bareyn Mochaddin membagikan konsep 4P untuk memudahkan UMKM mengelolan keuangannya.

“P, yang pertama adalah pisahkan,” ujarnya dalam acara A Cup of Moka Talks secara virtual, Rabu (12/10).

Pisahkan yang dimaksud adalah memisahkan antara rekening bisnis dengn rekening pribadi.

Tujuannya adalah untuk memisahkan modal pemilik bisnis untuk memilah uang yang akan digunakan dengan kebutuhan pribadi dengan kebutuhan bisnis.

“Banyak yang belum memisahkannya dan berakhir menghabiskan uang bisnis untuk keburuhan pribadi,” kata Bareyn.

Selain itu, perlu juga untuk memisahkan antara aset untuk bisnis dengan aset milik pribadi.

Bareyn mencontohkan UMKM pengelola restoran yang sering menggunakan barang-barang untuk bisnis seperti air galon sampai dengan gas.

“Akhirnya banyak barang bisnis yang habis untuk pribadi,” ungkapnya.

Kedua adalah perencanaan yang diperlukan untuk mengatur produksi barang dan keuangan. Cara ini perlu dilakukan agar usaha yang berjalan bisa berkembang dengan terorganisir

Pemilik bisnis harus membuat perencanaan produksi produk, tujuannya adalah untuk memastikan tidak terjadi kelebihan barang.

“Selain produksi, perencanaan keuangan seperti jadwal pemasukan dan pengeluaran perlu direncanakan,” tuturnya.

Perencanaan penting untuk penyiapan pengeluaran berulang yang tagihannya terjadi setiap bulan. Pengeluaran berulang yang dimaksud seperti biaya untuk uang sewa bangunan.

“Supaya kegiatan bisnis tidak terganggu,” jelas Bareyn.

Adapun yang ketiga perlunya melakukan pencatatan keuangan pemasukan dan pengeluaran. Tujuan dari pencatatan untuk memastikan pemilik bisnis selalu tahu aliran uang dalam kegiatan usahanya.

Banyak pemilik bisnis yang belum melakukan pencatatan keuangan. Bareyn mencontohkan seorang pemilik bisnis yang memiliki pemasukan sebesar Rp1 juta, setiap toko akan tutup ditemukan sisa uang sebesar Rp50.000.

Setelah pemilik bisnis melakukan pencatatan keuangan, ternyata banyak pengeluaran lain yang menyebabkan selalu bersisa Rp50.000.

Sedangkan P yang keempat adalah perhatian pada pencatatan keuangan. Perhatian tersebut penting untuk melihat untung dan rugi.

Selain itu, melalui catatan keuangan, pemilik bisnis bisa melihat produk mana yang banyak dibeli oleh pelanggan dan produk mana yang tidak.

“Dari perhatian pencatatan keuangan, pemilik bisnis bisa menentukan produk yang akan dimatikan berikutnya,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner