bakabar.com, JAKARTA – CEO Coachfaran Academy Faransyah Jaya mendorong supaya pelaku UMKM terbiasa untuk menggunakan uang elektronik. Sebab, saat ini pembeli di Indonesia sudah terbiasa untuk menggunakan uang elektronik atau fitur Quick Response Code Indonesian Standard (Qris).
“Jadi buat teman UMKM jangan sampai tidak memiliki Qris, karena nanti misalnya ada yang mau beli dan tidak ada Qris bisa menyebabkan transaksinya bisa tidak terjadi," ujarnya dalam acara UMKM Go Online Virtual Expo di Jakarta, Sabtu (8/10).
Dia menambahkan penggunaan Qris untuk masyarakat juga memiliki sejumlah manfaat seperti dapat tercatatnya pengeluaran, transaksi lebih cepat, murah, dan aman.
Tidak hanya untuk masyarakat, penggunaan Qris juga memiliki manfaat untuk pemerintah seperti mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, mendorong ekonomi keuangan digital, dan terdatanya UMKM dengan transaksinya untuk formulasi kebijakan.
“Kemungkinan memang ke depannya Qris ini akan jadi alat transaksi yang mendunia,” terangnya.
Dengan adanya pandemi yang membuat banyak kegiatan harus dilakukan secara online, membuat pertumbuhan penggunaan uang elektronik juga mengalami peningkatan.
Tercatat menurut data dari Bank Indonesia sampai dengan 2018 sudah ada 2,9 miliar volume transaksi uang digital dengan total transaksi mencapai Rp47 triliun.
Jumlah ini diproyeksikan akan terus mengelami peningkatan di tahun 2022, dengan total mencapai Rp360 triliun.
Melihat kondisi tersebut, kata Faransyah, maka pemakaian uang elektronik untuk UMKM tidak lagi bisa dihindari. Namun yang perlu disadari oleh UMKM adalah dengan mengadaptasi penggunaan uang elektronik. Dengan begitu potensi omzet juga akan mengalami kenaikan.
“Tentu saja uang elektronik ini sangat baik untuk untuk penjual maupun pembeli, sehingga dengan juga adanya dukungan dari pemerintah, teman UMKM harus bisa melihat bagaimana menangkap kesempatan ini,” tutupnya.