Kalsel

Tragedi Jagal Kepala Bocah di Limpasu, Gubernur: Tamparan Buat Kita Semua

apahabar.com, BANJARMASIN – Kasus pembunuhan sadis yang menimpa seorang bocah di Limpasu Hulu Sungai Tengah (HST)…

Featured-Image
Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor memberikan keterangan kepada wartawan pada peringatan hari anak. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

bakabar.com, BANJARMASIN - Kasus pembunuhan sadis yang menimpa seorang bocah di Limpasu Hulu Sungai Tengah (HST) mendapat perhatian serius Pemerintah Kalimantan Selatan. Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa yang mengakibatkan meninggalnya RA (10) akibat tindak kekerasan Akhmad yang diduga mengalami gangguan jiwa.

"Saya sangat sedih dengan peristiwa ini. Ini merupakan tamparan bagi kita semua, bahwa kita masih belum bisa menghadirkan lingkungan yang aman bagi anak-anak kita. Dan inilah yang harus kita benahi bersama," ucap Paman Birin dalam sambutannya pada peringatan hari anak, lomba inovasi dan kreatifitas forum anak daerah, pengukuhan bunda paud dan anggota forum anak daerah (FAD) Kalsel di Gedung Mahligai Pancasila, Sabtu (21/9) pagi.

Melalui momentum tersebut, dirinya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk memahami peran, tugas dan kewajiban dalam memenuhi hak dan melindungi anak-anak. Pemerintah ujarnya juga akan terus mendorong terwujudnya kebijakan kabupaten/kota layak anak, agar terwujud provinsi layak anak, yang pada akhirnya akan mewujudkan indonesia layak anak.

"Anak-anak memerlukan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembangnya. Sangat miris ketika kita masih membaca berbagai berita, dimana anak menjadi korban tindak kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi, dari oknum-oknum yang seharusnya berperan sebagai pelindung bagi mereka," ujarnya

Dalam pemaparannya, tantangan pemenuhan hak dan perlindungan anak masih dirasa cukup besar. Diantaranya lebih dari 10 persen anak belum memiliki akta kelahiran, suara anak masih belum dilibatkan dalam proses pembangunan, permasalahan anak-anak yang putus sekolah, serta belum mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak terkecuali pada kasus RA, disebutnya perilaku kekerasan yang masih marak dilakukan kepada anak, baik oleh orang dewasa maupun rekan sesama, bahkan dilingkungan terdekat seperti rumah dan sekolah.

"Anak-anak kita tentunya ada yang di kota ada yang di desa, rumahnya jauh dari jangkauan kita. Ini masih butuh perhatian kita, mereka yang akan jadi pengganti kita. Melanjutkan apa yang kita lakukan hari ini," ujarnya saat diwawancara awak media selepas acara.
Kepala DP3A Kalsel, Husnul Hatimah menyebut dari 13 Kabupaten/Kota di Kalsel, masih ada 4 Kabupaten yang belum memenuhi kategori kota layak anak. Namun Kalsel telah mendapatkan penghargaan sebagai Pembina terbaik forum daerah dan penggerak kota layak anak.

"Kita tetap berupaya agar 4 kabupaten yang belum tadi tetap didorong, diberikan semangat dan dukungan, agar mereka nantinya dapat masuk mendapatkan penghargaan kota layak anak tersebut. mereka adalah Kabupaten Batola, Tapin, HST dan Kota Baru," ungkap Husnul.

Untuk menjadi provinsi layak anak, pemerintah Kalsel telah berupaya untuk terus mendukung setiap kabupaten/kota meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan anak. Kekurangan yang didapat saat ini ujarnya masih dapat dikejar, sebab saat penilaian mandiri sebenarnya telah memenuhi poin yang ditargetkan menjadi kota layak anak.

"Poinnya harus mencapai 500 dan itu sudah terpenuhi. Tetapi setelah diverifikasi ke lapangan, mungkin ada kendala sehingga poin-poin atau indikatornya turun. Kurangnya sedikit aja 20 atau 40," katanya mengakhiri.

Baca Juga: Penjagalan Kepala Bocah SD di Limpasu Hantui Tiga Rekan Korban

Baca Juga: Penjagal Bocah SD di Limpasu HST Pernah Bunuh Kakak Kandung!

Baca Juga: Terindikasi Gila, Penjagal Bocah SD di Limpasu HST Tak Bisa Dipidana?

Baca Juga:Sulit Diajak Bicara, Penjagal Bocah SD di Limpasu HST Dikirim ke RSJ

Reporter: Musnita Sari
Editor: Syarif

Komentar
Banner
Banner