bakabar.com, JAKARTA- Meningkatkan kemampuan dan kualitas produk merupakan cara agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Solo bisa naik kelas.
"Pengemasan dan pemasaran produk jadi hal penting untuk ditingkatkan," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Surakarta Selvi Ananda dikutip dari Antaranews.com.
Menurutnya, peningkatan kemampuan dan kualitas produk perlu dilakukan agar perluasan penjualan dapat dilakukan.
Ia juga menjelaskan apalagi sekarang basis jualan sudah merambat ke online
Dekranasda Kota Surakarta berkomitmen membawa UMKM untuk naik kelas di tengah percepatan ekonomi usai pandemi COVID-19.
Ia menambahkan produsen juga harus memahami produk seperti apa yang diinginkan oleh konsumen.
Produsen juga harus tahu cara pengemasan yang disukai oleh calon pembeli dan pemasaran di media sosial.
Produsen juga harus mengetahui cara pengambilan angle gambar seperti apa dan bagaimana cara mengunggahnya.
"Oleh karena itu, kali ini kami menggandeng (platform) Shopee untuk bisa memberikan ilmunya," kata Selvi Ananda.
Dalam kesempatan ini, ia mengatakan jenis UKM di Solo sangat banyak dengan beragam kekhasan, di antaranya usaha kuliner, kerajinan tangan, hingga batik.
Menurutnya kuliner di Solo banyak yang enak tapi sayangnya pelaku usaha belum tahu bagaimana memasarkan ini secara online.
"Misalnya gudeg, biar bisa dikirim ke luar kota, bertahan dalam waktu lama bagaimana caranya. Ini yang harus dipelajari pelaku UMKM," ucap Selvi Ananda.
Dengan menguasai ilmu pemasaran yang berasal dari Shopee, diharapkan produk asli Solo dapat makin diminati dan pasarnya juga makin luas hingga ke luar kota.
"Dengan demikian, ke depan bisa tercipta UMKM yang naik kelas, tidak hanya lokal tetapi juga global. Termasuk mampu merambah ke era digitalisasi," tutur Selvi Ananda.
Sementara itu, Kepala Kampus UMKM Shopee Solo Nanda Kumara mengatakan pengembangan kapasitas UMKM dapat dilakukan melalui edukasi dengan sistem kurikulum.
Menurut Nanda Kumara, di Kampus Shopee ada edukasi, simulasi seperti apa yang dijalankan secara ideal oleh UMKM.
"Selain itu juga pendampingan bisnis berupa pelatihan intensif selama satu minggu dengan total sembilan modul. Jadi ada kurikulumnya," ujar Selvi Ananda.