Pengurangan Karyawan

Tingkatkan Efisiensi, Lamudi Lakukan Pengurangan Karyawan

Lamudi melakukan pengurangan karyawan di beberapa departemen sebagai langkah strategis untuk memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi.

Featured-Image
Logo Lamudi. Foto: Lamudi

bakabar.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi di bidang properti Lamudi melakukan pengurangan karyawan di beberapa departemen sebagai langkah strategis untuk memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi. Hal itu terpaksa dilakukan untuk mencapai keberlanjutan bisnis jangka panjang perusahaan.

CEO Lamudi Indonesia Mart Polman dalam keterangan di Jakarta, Senin (17/7), menjelaskan pengambilan keputusan untuk melakukan restrukturisasi bukanlah hal yang mudah namun penting bagi perusahaan agar dapat terus memberikan dan mengembangkan penawaran yang terbaik bagi pengembang, bank, maupun 30.000 agen properti yang bekerja sama.

“Dengan ini, Lamudi dapat terus menghadirkan layanan yang kompetitif sebagai perusahaan properti teknologi terdepan di Indonesia,” kata Mart.

Bagi karyawan yang terdampak dalam restrukturisasi ini, perusahaan berkomitmen untuk memberikan dukungan terbaik, berupa dukungan finansial, kesehatan yang lebih dari yang diwajibkan oleh peraturan yang berlaku dan program outplacement untuk membantu karyawan menemukan pekerjaan berikutnya.

Baca Juga: Wakil Ketum KADIN Ingatkan Pemerintah Soal Ancaman Gelombang PHK di 2023

Kendati tidak merinci total pengurangan karyawan yang dilakukan perusahaan, aksi tersebut dilakukan per 17 Juli 2023. Dalam dua tahun terakhir, perusahaan telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dan mencatat kenaikan jumlah pelanggan berbayar sebesar 185 persen, serta peningkatan pendapatan sebesar 88 persen.

Optimalisasi yang dilakukan saat ini bertujuan agar perusahaan dapat mempertahankan laju pertumbuhan yang tinggi. Lamudi Indonesia sendiri telah berdiri sejak Februari 2014 dan diakuisisi oleh Dubizzle Group (semula EMPG) pada tahun 2020.

Pada awal tahun 2022, Lamudi mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia di mana kedua platform kini bersama-sama melayani lebih dari 22 juta pengunjung dan menerima lebih dari 1,35 juta listings properti baru setiap bulannya. Akuisisi itu juga menjadikan Lamudi sebagai perusahaan teknologi properti (proptech) terbesar di Indonesia.

Kondisi suram atau tech winter masih dialami sejumlah startup di Indonesia sejak 2022 hingga tahun 2023 ini. Sejumlah startup yang tercatat telah melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK diantaranya Xendit, Carsome, Shopee Indonesia, Grab, Tokocrypto, Zenius, JD.ID, Grab, GoTo, Ajaib, Sirclo, Glints, hingga Bibit.

Editor
Komentar
Banner
Banner