bakabar.com, BANJARBARU – Pendaftaran CPNS2019 sudah dimulai sejak Senin (11/11).
Jelang penerimaan CPNS2019 ini ada isu mengenai jimat keberuntungan.
Memang ini bukan hal baru. Sebab dalam penerimaan CPNS tiap tahunnya kerap kali dijumpai hal-hal yang mistis, seperti jimat keberuntungan.
Namun apakah petugas memperbolehkan jimat tersebut dikenakan peserta ketika mengikuti tes? “Kepala Sub Bagian Umum Badan Kepegawaian Nasional Kantor Regional VIII Banjarmasin Kalsel, Andi hikmal mengatakan dengan tegas bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan.
“Tidak diizinkan karena pada saat masuk ke ruangan CAT ada tim yang melakukan pemeriksaan secara teliti,” ujarnya kepadabakabar.com, Jumat (16/11) siang.
Ia menjelaskan, temuan peserta tes membawa berupa benda yang dipercaya sebagai jimat keberuntungan itu ada pada tahun lalu namun diamankan petugas.
“Iya ada tapi di simpan di box,” jelasnya.
Menurutnya, peserta yang membawa jimat saat tes CPNS di BKN kantor regional VIII tidak begitu banyak tidak seperti di provinsi lainnya.
“Ya banyak ditemui bawa jimat itu tapi di kantor regional BKN lainnya di Indonesia kalau di Banjarmasin masih dalam kadar aman saja,” paparnya.
Andi mengungkapkan bahwa sedikitnya ada 2 peserta tes CPNS yang membawa jimat karena diketahui jimat tersebut berukuran besar sehingga dapat mengganggu.
“Kalo di kantor regional VIII ada 1 atau 2 lah yang bawa jimat saat diperiksa agak besar melilit diperut, sehingga kita tahan,” ucapnya.
Sebenarnya, lanjutnya, itu mungkin jimat biasa saja tetapi karena posisinya pas pelaksanaan test CPNS dia pakai sehingga jadi heboh.
Sementara itu, Karin (bukan nama sebenarnya) salah satu pendaftar CPNS mengatakan kepada media ini, bahwa ia juga membawa sesuatu yang diyakininya akan memberinya keberuntungan namun bukan jimat.
“Saya kurang tau kalau tentang jimat, kalau saya bawa tulisan Rajah dari Asmaul Husna tapi memang selalu saya bawa,” ungkap pendaftar CPNS 2019 ini.
Baca Juga: Tak Punya E-KTP, Pelamar CPNS Bisa Gunakan Suket?
Baca Juga: Pelamar CPNS di Banjarmasin Diimbau Hati Hati, Jika Tak Ingin Denda 100 Juta
Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Syarif
