Hot Borneo

Terimbas Jamban Apung, Sungai di Kalsel Darurat Cemaran Escherichia Coli

Kondisi sungai di Kalimantan Selatan dinyatakan darurat cemaran bakteri Escherichia coli atau biasa disebut E.coli.

Featured-Image
Tumbuhan ilung dan sampah plastik yang mengapung di Sungai Martapura beberapa waktu lalu. Foto: apahabar.com/Dokumen

bakabar.com, BANJARBARU - Kondisi sungai di Kalimantan Selatan dinyatakan darurat cemaran bakteri Escherichia coli atau biasa disebut E.coli.

E.coli merupakan bakteri berbentuk batang yang bersifat gram-negatif, fakultatif anaerob dan tidak membentuk spora.

Adapun tingkat pencemaran E.coli di Kalsel disebabkan kegiatan mandi cuci kakus (MCK) di sungai.

"Salah satu penyebab pencemaran sungai di Kalsel adalah kegiatan MCK. Terlebih masih banyak masyarakat yang memanfaatkan jamban apung," papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, Rabu (22/2).

"Selain aktivitas MCK, sampah-sampah domestik yang dibuang di badan sungai juga mempercepat pencemaran tersebut. Imbasnya pencemaran sungai di Kalsel sudah melebihi parameter atau batas normal air," imbuhnya.

Ironisnya cukup banyak penyakit yang dipicu bakteri E.coli. Mulai dari infeksi salurah kemih, infeksi saluran pencernaan, infeksi selaput otak bayi, hingga infensi yang menyerang paru.

Lantas dalam upaya menyadarkan masyarakat, DLH Kalsel menginisisasi aksi bersi-bersih sungai yang digelar serentak 24 Februari 2022. Kegiatan ini sendiri termasuk rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap 21 Februari.

"Terdapat 20 titik di Sungai Martapura yang akan dibersihkan dengan pusat kegiatan di Taman Kelayan. Kami juga meminta DLH di kabupaten/kota melakukan kegiatan serupa di kawasan masing-masing," tandas Hanifah.

Editor


Komentar
Banner
Banner