Kalsel

Terima Isu Dugaan Pembelian Formulir C1, Tim BirinMu Utus 4 Saksi Nginap di Kecamatan

apahabar.com, BANJARMASIN – Kubu petahana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Selatan (Kalsel) masih optimis dan yakin memenangi…

Featured-Image
Ketua Tim Pemenangan H. Sahbirin Noor – H. Muhidin (BirinMu), M. Rifqinizami Karsayudha.Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Kubu petahana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Selatan (Kalsel) masih optimis dan yakin memenangi kontestasi politik Kalsel.

Menurut Ketua Tim Pemenangan H. Sahbirin Noor - H. Muhidin (BirinMu), M. Rifqinizami Karsayudha, sampai detik ini pihaknya masih yakin menang berdasarkan rekapitulasi quick count.

Langkah yang dilaksanakan Tim BirinMU mengawal penghitungan suara hasil rekapitulasi formulir (form) C1 agar tidak ada penyimpangan, penyelewengan, dan kecurangan.

Rifqi menyebut sudah memerintahkan 4 dari 6 orang saksi untuk menginap di kecamatan secara bergiliran.

Berhembus kabar di tingkat kecamatan sedang dijalankan aksi pembelian formulir (form) C1 tempat pemungutan suara (TPS), Rifqi tidak menampik hal itu.

Bahkan ia sudah menerima laporan dari saksi di lapangan bahwa ada oknum tertentu yang mencoba untuk membeli form C1 TPS.

“Saksi kami coba dirayu untuk menjual form C1. Terdapat oknum pejabat yang ingin membeli form C1 dan mengatasnamakan pihak lawan. Saya tidak berani katakan tim sukses. Pengakuan beberapa petugas PPK dan Panwascam dan seterusnya juga menyatakan dia dirayu untuk dapat bocoran form C1 TPS oleh oknum pejabat anggota DPR. Hal demikian sangat masif dilakukan,'' ucap Rifqinizamy melalui siaran pers tertulis yang diterima bakabar.com, Jumat (11/12) malam.

Rifqi menginstruksikan semua pihak terutama tim pemenangan BirinMU untuk mawas diri terkait upaya kecurangan tersebut.

Menurutnya berbicara etika politik, ia mengajak siapapun yang coba melakukan hal demikian untuk mengedepankan adab politik.

Disebutnya jika tidak punya saksi jangan mengambil C1 tanpa hak hak dengan meminta dan seterusnya.

Ia menyebut mengeluarkan dana dan energi yang sangat besar untuk melatih para saksi sejak beberapa bulan lalu. Sementara, lanjutnya, ada pihak lain tanpa melatih dan membina saksi ingin mendapatkan form C1 secara pragmatis.

“Perbuatan mengambil C1 secara pragmatis mencederai etika politik. Kami juga bingung apa motivasi mau ambil form C1. Saya berpikir positif saja mungkin kawan-kawan ingin menyiapkan diri pada satu proses rekapitulasi di tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi,'' ungkapnya.

Dengan gamblang ia menyatakan jika form C1 saja ada yang ingin membeli dengan biaya cukup mahal, maka ia khawatir terjadi juga proses dalam tanda kutip keinginan membeli suara di tingkat kecamatan.

“Saya tidak tau bagaimana caranya, saya ingatkan kepada seluruh Panwascam dan PPK di seluruh kecamatan untuk menjaga integritasnya. Saya juga sudah menelepon Ketua Komisi 2 DPR RI untuk mengingatkan mitra kerjanya yaitu Ketua KPU RI dan Bawaslu RI bahwa di Kalsel terjadi fenomena seperti ini. Harapan kami KPU RI, Bawaslu RI, dan DKPP turun ke Kalsel untuk memantau langsung proses rekapitulasi yang cukup ketat ini. Saat ini sangat mengkhawatirkan dan saya berharap pihak yang ingin melakukan kecurangan agar menghentikan perilaku yang dimaksud,'' pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner