News

Tekan Pengeluaran, Pelaku UMKM Binaan BRI Fokus Digital Marketing

Salah satu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

Featured-Image
Salah satu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Mastika Yani (43). Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Salah satu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Mastika Yani (43), memilih fokus mempelajari pemasaran digital atau digital marketing.

Owners cemilan “Nyaman Liwar” itu mengaku jika pemasaran digital dapat menekan pengeluaran.

“Memasarkan produk secara online ini mampu menekan pengeluaran per bulan,” ucap Mastika kepada bakabar.com, Sabtu (3/6).

Jika dibandingkan dengan menyewa rumah toko, kata dia, maka mampu menekan pengeluaran Rp800 ribu hingga Rp1,5 juta per bulan.

“Belum lagi membayar karyawan, air, listrik dan lain-lain,” kata wanita yang akrab disapa Tika tersebut.

Produk dari
Produk dari "Nyaman Liwar". Foto-Istimewa

Sebelum memilih memasarkan produk melalui media sosial, ia pernah berdagang produk fesyen secara offline di Pasar Batuah Martapura.

“Saya sempat berdagang pakaian selama 10 tahun di Pasar Batuah,” kenangnya.

Lantaran terjadi gejolak harga pada akhir 2017, ia memutuskan gulung tikar dan beralih ke usaha kuliner.

“Akhirnya saya beralih ke usaha kuliner,” ujarnya.

Di awal 2018, ia memilih fokus menggeluti usaha kuliner khususnya cemilan. 

"Adapun produk yang dijual yakni bolu kering susu, keripik kulit lumpia, kacang bumbu, dan roti mariam," sebutnya. 

Berbeda dengan sebelumnya, ia lebih serius memasarkan produk melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Shopee dan Gojek.

Pertama-tama, ia belajar secara otodidak.

Namun semakin ke sini, ia kepincut mengikuti pelatihan digital marketing. Salah satunya seperti digelar Bank Indonesia (BI).

“Awalnya cuma otodidak, lalu lama kelamaan tertarik mengikuti pelatihan,” cetusnya.

Sejumlah produk dari
Sejumlah produk dari "Nyaman Liwar". Foto-Istimewa

Dari sejumlah platform, ia lebih suka memasarkan produk via WhatsApp dan Instagram. Alasannya lantaran penggunaan aplikasi yang mudah dan produk laku keras.  

“Sejauh ini paling banyak terjual di WhatsApp dan Instagram. Kalau platform lain seperti Facebook dan Shopee masih sepi,” ungkapnya.

Meski begitu, ia berencana mempelajari teknik memasarkan produk lewat Shopee.

Bukan hanya jangkauan luas, ujar dia, namun terdapat penawaran menarik yang bisa memikat konsumen.

Shopee biasanya ada gratis ongkos kirim,” imbuhnya.

Selain itu, ia juga dibantu BRI dalam memasarkan produk melalui Rumah BUMN Banjar.

“BRI itu memiliki wadah khusus produk UMKM. Saya biasanya menaruh produk sebanyak 20 pcs per bulan,” katanya.

Kini, ia mampu menjual produk paling sedikit 50 pcs per bulan.

“Kalau hari-hari biasa sekitar 50 pcs per bulan, dengan omzet kurang lebih Rp2-2,5 juta per bulan,” bebernya.

Rumah BUMN Banjar
Rumah BUMN Banjar kembali bangkit dengan memaksimalkan digitalisasi. Foto-bakabar.com/Muhammad Robby

Sementara itu, Staf Administrasi Rumah BUMN Banjar, Muhammad Sarfani mengatakan terdapat sejumlah produk UMKM binaan BRI yang mereka bantu pasarkan. Bukan hanya secara offline, tapi juga online.

Bahkan ke depan pihaknya akan membantu mempromosikan via e-commerce milik BRI yakni Lokaloka.

“Segala cara akan kami lakukan untuk membantu pelaku UMKM,” katanya.

Sedikitnya, ada puluhan produk UMKM binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mejeng di Rumah BUMN Banjar.

“Produk tersebut terdiri dari craft, FnB dan fesyen,” sebutnya.

Ia bilang produk terlaris didominasi FnB karena pasarnya sangat luas.

“Bahkan jumlah barang yang laku mencapai ratusan per bulan, sehingga perputaran uangnya cepat,” bebernya.

“Sementara untuk produk kerajinan sepi peminat di sini,”  tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner