Kalsel

Tanggapi Ketua DPRD Banjar, Kadinkes: Jika Sudah Keluar Izin BPOM, Vaksin Aman

apahabar.com, MARTAPURA – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Banjar, dr Diauddin menanggapi pernyataan Ketua DPRD Banjar,…

Featured-Image
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Banjar, dr Diauddin menyatakan vaksin Covid-19 dari Sinovac tinggal menunggu keluar izin BPOM, Rabu (6/1). Foto-apahabar.com/HendraLianor

bakabar.com, MARTAPURA – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Banjar, dr Diauddin menanggapi pernyataan Ketua DPRD Banjar, HM Rofiqi yang enggan divaksin Covid-19 merek Sinovac buatan China.

Diauddin memastikan WHO sudah menyatakan tidak ada vaksin yang lebih unggul dari vaksin lainnya. Vaksin Sinovac sendiri adalah salah satu yang direkomendasikan WHO.

"Jadi semua vaksin saat ini dianggap mempunyai efektifitas yang sama," jelas Dokter Dia, sapaan akrabnya kepada bakabar.com, Rabu (6/1).

Jubir Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Banjar ini menerangkan Vaksin Sinovac di Indonesia sudah selesai uji klinis tahap tiga di Bandung, dan tinggal menunggu keluar izin dari BPOM dalam waktu dekat.

"Uji klinisnya sudah selesai, tinggal nunggu pengumuman. Kalau informasi yang didapat dari Kementerian sebelum tanggal 13 ini sudah ada pengumuman," tuturnya.

Ia menyebut jika sudah keluar izin BPOM berarti vaksin sudah aman disuntikkan. Terlebih, yang lebih duluan disuntik vaksin adalah para tenaga medis (Nakes). Kemudian TNI-Polri, selanjutnya petugas publik, baru masyarakat.

"Kalau masyarakat itu ada di tahap tiga dan empat, dan itu selesainya sampai di tahun 2022. Jadi tenang saja jangan terlalu takut, lihat saja nanti hasilnya kami di Nakes bagaimana, kalau kami aman masyarakat juga aman," pungkas Dokter Dia.

Sebelumnya, Ketua DPRD Banjar, HM Rofiqi enggan divaksin Covid-19 merek Sinovac dari China. Alasannya, ia menilai karena belum selesai uji klinis tahap tiga dan meragukan keefektifannya.

"Jadi nanti kalau di sini Forkopimda divaksin, saya kalau merek yang lain yang sudah selesai uji klinis tahap tiganya, oke," jelas Ketua Partai Gerindra Banjar ini.

Rofiqi memberikan opsi, pemerintah harus membuka kran untuk rumah sakit swasta agar bisa melakukan vaksinasi secara mandiri.

Ia mencontohkan orang yang tidak mau divaksin dengan produk Sinovac bisa bayar sendiri untuk vaksin produk lain.

Kendati demikian, Rofiqi akan siap divaksin Sinovac jika sudah benar-benar teruji kefeketifitasannya.

"Kalau ada bukti ilmiah yang menyatakan vaksin (Sinovac) ini melindungi kita, tidak usah lah 95 persen seperti prodaknya Barat, 60 sampai 70 persen saja kita sudah siap. Kalau tidak salah, uji klinis (Sinovac) di Brazil itu hanya 50 persen," pungkas Rofiqi.



Komentar
Banner
Banner