bakabar.com, BANJARBARU - Hingga triwulan ketiga, realisasi investasi di Kalimantan Selatan sudah mencapai Rp18,13 triliun.
Angka itu berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp12,18 triliun. Sementara dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp5,95 triliun.
Kotabaru menjadi kabupaten penyumbang terbesar realisasi investasi dengan nilai Rp4,6 trilun. Disusul Tanah Bumbu senilai Rp3,71 triliun. Kemudian Banjarmasin sebesar Rp3,1 triliun.
Tapin berada di urutan keempat dengan nilai Rp1,6 triliun diikuti Banjar sebesar Rp1,4 triliun. Lalu Tanah Laut senilai Rp1,2 triliun.
Selanjutnya Tabalong Rp880,6 miliar, Balangan Rp652,6 miliar, Banjarbaru Rp389,1 miliar, Hulu Sungai Selatan Rp322,5 miliar, Barito Kuala Rp130 miliar dan Hulu Sungai Utara Rp2,9 miliar.
Sektor tambang masih mendominasi investasi di Banua dengan total realiasi Rp10 triliun disusul sektor transportasi, pergudangan, telekomunikasi. Lalu sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan.
Hongkong menjadi negara penyumbang tersebesar sebagai investor asing dengan nilai Rp2,99 triliun diikuti Singapura sebedar Rp1,3 triliun.
"Membaiknya ekonomi menjadi salah satu faktor meningkatkan realisasi investasi di Banua," papar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, Endri melalui Kabid Pengendalian Penanaman Modal, Denny P Sinaga, Sabtu (9/11).
Dengan catatan yang tersedia, realisasi investasi Kalsel sudah mencapai 95 persen dari target Rp19.1 triliun.
Optimistis tercapainya target pun diakui. Sebab masih ada sekitar tiga bulan untuk mengejar target yang dibebankan.
"Bukan hanya tercapai, kami yakin realisasi investasi ini akan melebihi target," klaim Denny Sinaga.