Pemkot Banjarbaru

Susul Tren Positif Pertumbuhan Ekonomi, IPM Banjarbaru Puncaki Nilai Tertinggi di Kalsel

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan IPM di Banjarbaru memuncaki urutan pertama di seluruh daerah se-Provinsi Kalimantan Selatan.

Featured-Image
Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin saat memantau perkebunan hidroponik. Foto: Diskominfo Banjarbaru

bakabar.com, BANJARBARU - Usai pertumbuhan ekonomi di Kota Banjarbaru sepanjang 2022 mencatatkan angka tertinggi, kini menyusul Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kembali mendapatkan hal serupa.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan IPM di Banjarbaru memuncaki urutan pertama di seluruh daerah se-Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Sebagai informasi, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat.

Semakin tinggi nilai IPM di suatu daerah, menunjukan pencapaian pembangunan manusia di daerah tersebut semakin baik dan merupakan bukti kerja nyata pemerintah setempat dalam mensejahterakan masyarakatnya.

Meminjam data BPS, IPM di Kota Banjarbaru pada 2022 dengan 79,68. Hasil penghitungan BPS menggunakan metode terbaru ini menunjukan kenaikan nilai IPM jika dibandingkan 2 tahun sebelumnya, dimana pada 2020 nilai IPM tercatat 79,10 dan 79,26 di 2021.

Berfokus di 2022, nilai IPM Kota Banjarbaru yakni 79,68 menjadi yang tertinggi di antara 12 Kabupaten Kota lainnya yang ada di Provinsi Kalsel.

Disusul Kota Banjarmasin dengan nilai 77,97 dan Kabupaten Tabalong diurutan ketiga dengan nilai 73,13.

Kesuksesan Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarbaru di bawah kepemimpinan Wali Kota M Aditya Mufti Ariffin, faktanya telah berhasil mendongkrak komponen pembentuk IPM secara keseluruhan.

Misalnya saja dari angka harapan hidup di Banjarbaru, di mana bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup yang tinggi di angka 72,36, mengalami peningkatan dari tahun 2021 yakni 72,10.

"Meningkatnya umur harapan hidup menunjukkan derajat kesehatan masyarakat Banjarbaru semakin membaik. Ini komponen penting yang harus kita tingkatkan dengan menyiapkan fasilitas dan layanan kesehatan yang mumpuni serta program di bidang kesehatan yang semakin inovatif," kata Aditya, Sabtu (17/2).

Selain umur harapan hidup, ada dua komponen dasar lainnya membentuk IPM yakni dimensi pengetahuan dan standar hidup layak. Kedua komponen di bidang pendidikan dan ekonomi ini diakui Aditya menjadi fokus Pemkot Banjarbaru selama beberapa waktu ke depan.

"Upaya kita adalah mendorong kualitas pendidikan dan tentu saja mempercepat pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru. Saya yakin ini akan bisa dilakukan dengan kolaborasi Pemkot Banjarbaru, swasta dan masyarakat," tegasnya.

Aditya bilang, pelbagai program inovatif yang digagas telah diluncurkan guna mendongkrak sektor-sektor yang menjadi komponen pembentuk IPM.

Keberhasilan program-program tersebut, mulai dari RT Mandiri yang kini telah menciptakan lapangan usaha bagi masyarakat, pemberian beasiswa keagamaan bagi santri ke luar negeri, hingga Home Care yang telah mengakomodir ribuan kebutuhan masyarakat dengan memberikan layanan kesehatan dari  rumah ke rumah warga.

Editor


Komentar
Banner
Banner