bakabar.com, JAKARTA – Menteri Koperasi danW UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mendorong pelaku UMKM bermitra dengan usaha besar. Hal itu dilakukan agar UMKM bisa bergabung dalam rantai produksi global.
Teten Masduki menjelaskan saat ini partisipasi UMKM dalam global rantai produksi global baru sekitar 4,1 persen dari jumlah unit usaha. Sedangkan untuk perusahaan besar sudah mencapai 25,6 persen yang berpartisipasi dalam GVC.
“Hal ini sangat timpang karena mayoritas UMKM adalah pelaku usaha mikro,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/10).
Dia juga menambahkan jika dibandingkan dengan negara lain, rantai produksi global UMKM Indonesia masih tertinggal. Untuk beberapa negara tetangga memiliki porsi yang lebih besar, contohnya seperti Malaysia yang sudah mencapai 46,2 persen, Thailand 29,6 persen, Vietnam 20,1 persen, Filipina 21,4 persen.
Teten mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya GVC Indonesia di antaranya rendahnya kemitraan strategis, tingginya biaya logistik inbound and outbound, rendahnya daya saing, dan rendahnya pemenuhan sertifikasi internasional para pelaku di tanah air.
Untuk itu KemenKop menginginkan adanya alih ketrampilan dan teknologi sampai pendampingan pada produk UMKM. Jadi kemitraan ini sifatnya masih pembinaan dan belum terintegrasi dengan rantrai pasok industri.
“Yang kita harapkan, UMKM masuk rantai pasok industri seperti di Jepang, China, dan Korea Selatan,” ujarnya.
UMKM atau usaha besar yang mengikuti kemitraan ini juga akan mendapat insentif seperti pengurangan pajak, retribusi daerah, bantuan modal, riset kepada UMK dan koperasi serta pelatihan vokasi.
Bahkan untuk usaha menengah sampai besar akan mendapat insentif lain seperti pengurangan pajak dan retribusi daerah dan super deduction tax untuk pendampingan vokasi.
“Pemerintah juga memberikan kemudahan pembiayaan untuk rantai pasok UMK dan koperasi melalui KUR klaster dan LPDB-KUKM,” ujarnya.
Teten juga beharap Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bisa terus mendukung UMKM dan koperasi supaya memiliki daya saing dan bisa tergabung dalam rantai pasok nasional dan internasional.
Untuk tercapai tujuan tersebut, maka KemenkopUKM menganjukan beberapa usulan kepada Kadin diantaranya mendorong anggota Kadin membangun ekosistem kemitraan rantai pasok dengan UMKM dan koperasi. Selain itu, Kadin diharapkan bisa lebih aktif untuk melakukan bisnis matching dengan UMKM.
Kemudian ikut membantu merumuskan untuk membangun ekosistem kemitraan rantai pasok untuk setiap sektor usaha. Membantu identifikasi kemitraan rantai pasok UMKM dan koperasi dengan BUMN, dan mengembangkan market intelegence untuk pasar ekspor di berbagai negara
“Usulan terakhir adalah mendorong anggota Kadin menjadi agregator untuk pasar luar negeri,” tutupnya.