Tak Berkategori

STOK Oksigen di RS Ulin Banjarmasin Tinggal Hitungan Jam, Cek Faktanya

apahabar.com, BANJARMASIN – Krisis oksigen melanda sejumlah rumah sakit di Kalimantan Selatan, di antaranya RS Ulin…

Featured-Image
Sejumlah rumah sakit di Kalimantan Selatan tengah menunggu kiriman tambahan oksigen. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Krisis oksigen melanda sejumlah rumah sakit di Kalimantan Selatan, di antaranya RS Ulin Banjarmasin, RS Idaman hingga RS Sultan Suriansyah.

Di linimasa media sosial bahkan beredar informasi jika ketersediaan oksigen RS di Kalsel tinggal hitungan jam.

Salah satunya diungkap oleh Azizatul Aulia, salah seorang dokter rumah sakit swasta Kalsel, lewat akun Twitter-nya.

“Barusan dapat kabar.. 2 jam lagi oksigen di RS Ulin (RS paling besar di Kalsel) mau habis. Bhayangkara menyusul. TPT juga minim, bila perlu oksigen disarankan rujuk juga. Sari Mulia tinggal 5 tabung, RS Syifa tempat saya jaga, kemungkinan sampai nanti malam bertahannya,” ungkap dokter Azizatul Aulia dalam akun Twitternya @azizatulauliaa, Sabtu (24/7) kemarin.

Lantas, benarkah stok oksigen di RS Ulin tersisa dua jam lagi? bakabar.com melakukan penelusuran ke RS Ulin yang saat ini sesak akan pasien Covid-19.

"Kemarin (Sabtu) diisi. Jam 3-4 (sore) tadi habis diganti dengan tabung kecil. Ada 260 tabung," ujar Direktur RS Ulin, Suciati dihubungi bakabar.com, Minggu (25/7) sore.

Suciati meminta masyarakat tak usah panik. Saat ini pihaknya sedang menunggu kiriman oksigen cair. Kiriman tiba diperkirakan sekitar pukul 20.00 nanti.

"Mudahan nanti bisa memenuhi dua tabung," katanya.

Kucurkan Miliaran Rupiah, PPKM Level IV Banjarmasin Tanpa Jam Malam

Dengan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat saat ini, satu tabung oksigen yang dimiliki RSUD Ulin hanya bisa bertahan dalam waktu 20-24 jam.

Saat ini RS Ulin merawat 176 pasien Covid-19 dalam level sedang dan ringan. Pihak rumah sakit berupaya menyiapkan ruangan tambahan untuk pasien rujukan Covid-19.

“Semaksimal mungkin,” ujarnya.

img

Stok oksigen di RS Idaman juga dilaporkan terus menipis. Foto: Ist

Lantas, bagaimana dengan RS Idaman?

Kabar menipisnya stok oksigen di RS milik Pemkot Banjarbaru beredar sejak pagi tadi. Sayangnya, sampai sore ini belum ada satupun pihak RS Idaman mau mengonfirmasikan informasi tersebut.

“Sehubungan ketersediaan oksigen menipis, maka RSD Idaman tidak dapat menerima pasien baru yang memerlukan oksigen. Pasien lain yang tidak memerlukan oksigen dapat dilayani sesuai kapasitas ruangan,” demikian bunyi pengumuman dalam sebuah poster yang bertandatangan Direktur RS Ulin, dr Endah Labati.

Kebutuhan oksigen pasien per harinya di RS Idaman mencapai 250 tabung.

“Kondisi rumah sakit saat ini, perlu tabung oksigen yang mencukupi. Sekarang suplai dari distributor tidak lancar. Saat ini sisa 40 lalu dapat tambahan 60 tabung lagi, tapi kami memerlukan 250 tabung per hari,” ujar Kabid Pelayanan RS Idaman Ani Rusmila Sabtu petang kemarin (25/7).

Ia berharap agar pemerintah kota maupun provinsi membantu memenuhi kebutuhan harian oksigen di RSD Idaman Banjarbaru.

“Harapannya bisa tersuplai cukup oksigennya sesuai dengan yang diperlukan pasiennya,” tutupnya.

img

RS Sultan Suriansyah tengah menunggu pemesanan oksigen dari Surabaya. bakabar.com/Bahaudin Qusairi

Dari RS Sultan Suriansyah, stok oksigen sampai Sabtu kemarin tersisa 34 tabung besar.

Ditambah belasan tabung kecil, ketersediaan stoknya hampir 50 persen sudah terpakai habis.

"Total semua yang dipunya RS sekitar 80," ujar Plt Direktur RSUD Sultan Surianyah dr Muhammad Syaukani.

RS tengah menunggu pesanan oksigen tambahan dari Surabaya. Berdasar informasi terhimpun, kapal tersebut sandar siang tadi di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

"Menunggu oksigen datang, perkiraan malam ini sedikit terlambat kedatangan oksigen dari penyedia karena ada kendala pengiriman melalui kapal dari Surabaya," ucapnya.

Adapun pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Sultan Suriansyah berjumlah 50 orang.

Meminjam laporan terbaru Tim Pakar Covid-19, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), laju penularan Covid-19 Banjarbaru telah melampaui Banjarmasin.

Hingga Sabtu (24/7), terdapat 226 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per 100 ribu penduduk dalam sepekan, 26 kasus menjalani rawat inap, dan 4 orang meninggal dunia.

Sementara, tingkat positivitas [testing] 63%, rasio kontak erat [tracing] 0,6, dan BOR atau keterisian tempat tidur di RS mencapai 80%.

“Transmisi kasus di Banjarbaru sangat tinggi dalam 14 hari terakhir dengan respons terbatas,” ujar Anggota Tim Pakar Covid-19 Ulm, Hidayatullah Mutaqqin kepada bakabar.com, Minggu (25/7).

Di waktu yang bersamaan, Banjarmasin mencatat 136 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, 66 di antaranya menjalani rawat inap, dan meninggal 0,4.

Sementara, tingkat positivitas [testing] 40%, rasio kontak erat [tracing] 0,1, dan BOR 73%.

Pemerintah mesti segera mengambil langkah strategis untuk mencegah panik buying di tengah menipisnya ketersediaan oksigen sejumlah rumah sakit.

Alasan Mengapa Banjarmasin-Banjarbaru Perlu Berlakukan PPKM Level IV

Dilengkapi oleh Nurul Mufidah & Bahaudin Qusairi

Komentar
Banner
Banner