Hot Borneo

Stok Hewan Kurban di Banjarbaru Mencukupi, Tapi…

apahabar.com, BANJARBARU – Menjelang Hari Raya Iduladha 1443 H, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3)…

Featured-Image
Kepala DKP3 Banjarbaru, Abu Yazid Bustami saat melakukan pemeriksaan langsung kepada hewan ternak di sejumlah peternak Banjarbaru. Foto-apahabar.com/Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU – Menjelang Hari Raya Iduladha 1443 H, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru menyatakan stok hewan kurban mencukupi, meski ada lonjakan harga.

Kepala DKP3 Banjarbaru, Abu Yazid Bustami, mengatakan meski stok hewan kurban tersedia namun terbatas. Sehingga terjadi kenaikan harga.

“Karena pemasok [peternak dan pengepul] belum dibolehkan memasok dari luar ke Banjarbaru,” kata Yazid, Kamis (9/6).

Itu, untuk mencegah masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan, seperti yang telah terjadi di luar daerah.

Menurut data yang dipegangnya, tersedia 1.300 ekor sapi dan 397 ekor kambing, yang mana kebutuhan masyarakat Banjarbaru sekira 955 ekor sapi dan 285 ekor kambing.

Artinya, kata Yazid, jika hanya untuk masyarakat Banjarbaru maka mencukupi. Namun, untuk diketahui, peternak dan pengepul di Banjarbaru juga melayani pembeli dari luar daerah. Sehingga dikatakan terbatas apabila juga melayani pembeli dari luar Banjarbaru.

“Sebab itu, ada kenaikan antara Rp.1 sampai Rp.2 juta per ekornya,” kata Yazid.

Meski demikian, Yazid mengklaim, berdasarkan pemeriksaan langsung ke lapangan, bahwa belum ditemukan adanya PMK pada hewan ternak di Banjarbaru.

Sementara itu, peternak di Loktabat Selatan, Masdarmaji mengatakan pihaknya sementara ini hanya memiliki 30 ekor sapi karena belum ada penambahan.

“Karena wabah PMK itu, kita belum berani menambah sapi dari luar,” katanya.

Sedang seharusnya, kata Masdarmaji persediaan atau stok sapi sebanyak 100 ekor. Karena dirinya bukan hanya melayani pembeli dari Banjarbaru saja.

Kekurangan stok ini pun berpengaruh kepada harga jual. Yang mana katanya, pada tahun ini ada kenaikan sebanyak Rp 1 juta.

“Karena kita adanya 30 ekor. Untuk harga naik 1 juta, biasa harga 17 jadi 18 juta,” tandasnya.

Senada dengan Masdarmaji, pengepul hewan ternak skala besar di Jalan Sukarelawan Loktabat Utara, Safrin Abdullah juga tidak mendatangkan sapi dari luar karena takut ternaknya tertular PMK.

Bahkan, kata Safrin sudah ada 3.000 ekor permintaan sapi dari berbagai daerah tahun ini, namun pihaknya baru menyediakan stok sekira 200 ekor saja.

“Jadi untuk harga ya naik juga, dulu 17 naik jadi 19 per ekor jenis Bali,” terangnya.

Salah seorang pembeli hewan kurban, Jaka mengaku telah memesan sapi dari peternak di Banjarbaru. Ia bilang, memang ada kenaikan harga sekira Rp 1 juta. Namun itu, sebutnya bukan masalah.

“Udah pesan dari kemarin, soalnya kalau dekat-dekat hari H takut kosong. Nggak apa harga naik sedikit yang penting bebas penyakit,” katanya.

Komentar
Banner
Banner