Kalsel

Stok 5,5 Kg Terbatas, Alasan ASN Batola Masih Pakai Gas Melon

apahabar.com, MARABAHAN – Sekalipun sudah diimbau, tidak sedikit Aparat Sipil Negara (ASN) di Barito Kuala yang…

Featured-Image
Diskopperindag Barito Kuala menggelar rapat koordinasi distribusi elpiji 3 kilogram bersama agen dan pangkalan, Selasa (8/10). Foto-Bastian Alkaf/apahabar.com

bakabar.com, MARABAHAN – Sekalipun sudah diimbau, tidak sedikit Aparat Sipil Negara (ASN) di Barito Kuala yang masih menggunakan elpiji 3 kilogram.

Sudah sejak Oktober 2017, Gubernur Kalimantan Selatan mengeluarkan surat edaran yang mengimbau ASN tidak menggunakan elpiji 3 kilogram atau biasa disebut gas melon.

Termasuk dalam imbauan tersebut adalah pelaku usaha selain usaha mikro yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50 juta, atau memiliki hasil penjualan tahunan Rp300 juta.

Edaran Gubernur Kalsel juga menyasar seluruh masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih dari Rp1,5 juta per bulan, serta tak memiliki surat keterangan tidak mampu.

Namun demikian, imbauan tersebut masih sebatas imbauan. Selain tidak menyertakan sanksi, distribusi dan ketersediaan elpiji non subsidi seperti tabung 5,5 kilogram kurang merata di berbagai kabupaten/kota.

“Sebenarnya distribusi tergantung pangkalan. Kalau pangkalan meminta tambahan tambahan elpiji 5,5 kilogram, agen langsung meneruskan kepada agen Pertamina Non Public Service Obligation (NPSO),” sahut Jawawizatil Hasanah, pemilik agen PT Berkat Putri Abadi.

“Biasanya agen Non PSO selalu siap menyediakan sesuai permintaan agen. Bahkan permintaan elpiji non subsidi tanpa batasan jumlah,” imbuh agen yang membawahi 43 pangkalan ini.

Sementara Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopperindag) Batola dalam rapat koordinasi distribusi elpiji 3 kilogram dengan agen dan pangkalan, Selasa (8/10), juga menekankan imbauan Gubernur Kalsel dan Bupati Batola tersebut.

“Salah satu hasil rapat koordinasi adalah merekomendasikan surat edaran Bupati Batola agar pangkalan tak menjual elpiji bersubsidi kepada yang tidak berhak,” tegas Surono, Kabid Perdagangan Diskopperindag Batola.

“Semua agen pun bersedia mendistribusikan elpiji 5,5 kilogram, karena itu merupakan tanggungjawab mereka. Kedepan pemerintah juga menyediakan elpiji 3 kilogram berwarna pink non subsidi seharga Rp35 ribu,” imbuhnya.

Dengan demikian, ASN maupun masyarakat bukan sasaran subsidi yang terlanjur membeli tabung 3 kilogram, dapat melakukan penukaran di pangkalan.

Untuk memperoleh satu tabung 5,5 kilogram, mereka cukup menukarkan tabung 3 kilogram plus uang sebesar Rp180 ribu.

Kalau menukarkan dua tabung 3 kilogram, berarti mereka hanya menambah Rp75 ribu untuk memperoleh satu tabung 5,5 kilogram.

“Memang penyebab masyarakat lebih sering membeli 3 kg di antaranya disebabkan ketiadaan pilihan. Padahal andai tersedia, masyarakat yang berpenghasilan cukup bisa saja membeli 5,5 kg,” beber Surono.

“Sebenarnya bukan tidak tersedia, tetapi memang belum seluruh pangkalan di Batola menyediakan elpiji 5,5 kilogram,” tandasnya.

Baca Juga: Kanwil Kemenkumham Kalsel Teken PKS dengan FH ULM

Baca Juga: Buruh Tewas di Duta Mall, Pemprov Desak Pemenuhan Hak Pekerja!

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner