Tak Berkategori

Sindir ‘Subuh Keliling’ Denny Indrayana, Puar: Ibadah Politik

apahabar.com, BANJARMASIN – Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Kalsel, Puar Junaidi angkat bicara seputar kisruh dalam…

Featured-Image
Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Kalsel, Puar Junaidi dalam jumpa pers, Rabu (31/3) siang. apahabar.com/Rizal Khalqi

bakabar.com, BANJARMASIN – Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Kalsel, Puar Junaidi angkat bicara seputar kisruh dalam ‘Subuh Keliling’ Denny Indrayana.

“Kalau dia melakukan ibadah politik, salat politik, ini sudah bukan saatnya lagi, karena PSU tidak menggunakan alat untuk berkampanye,” kata Puar kepada awak media di kantor Golkar, Rabu (31/3).

Puar mencurigai ada kecurangan politik dalam safari subuh Denny jelang pemungutan suara ulang (PSU) Pilgub Kalsel 2020. Pagi tadi salah seorang tim hukum Denny Indrayana cekcok dengan salah seorang warga di Masjid Nurul Iman, Jalan Prona I, Pemurus Baru, Kota Banjarmasin.

Keributan terjadi setelah kegiatan ‘Subuh Keliling’ yang dilakukan oleh Denny dan rombongan. Puar, politikus senior Golkar tersebut menilai keributan dalam safari subuh Denny Indrayana menjadi contoh memalukan.

Sebab orang yang masuk dalam ring satu pasangan calon tersebut malah terindikasi memancing keributan. Orang dimaksud Puar adalah Jurkani, Koordinator Divisi Hukum H Denny-Difriadi (H2D).

Jika mengacu aturan KPU, kata Puar, sudah jelas setiap pasang calon yang mengikuti PSU tidak perlu lagi kampanye.

“Denny bukan orang sana, melakukan salat di sana, pengurus masjid lagi yang dipukul, ini luar biasa” ucapnya.

Ia berharap, KPU dan Bawaslu segera mengambil tindakan atas kejadian tersebut. Ditambah aparat untuk segera menindak dugaan pemukulan yang dilakukan Jurkani.

“Aparat harus bertindak untuk mencegah tindakan yang dianggap premanisme itu,” jelasnya.

Baku hantam di Masjid Nurul Iman, Jalan Prona I, Pemurus Baru saat safari subuh Denny Indrayana mengundang perhatian pimpinan wakil rakyat di Rumah Banjar - sebutan DPRD Kalsel.

Ketua DPRD Kalimantan Selatan, H Supian HK menyayangkan sikap tak etis yang ditunjukkan kedua belah pihak khususnya Tim Denny-Difri (H2D).

"Selaku ketua DPRD Kalsel saya sudah mengimbau supaya masyarakat menahan diri," kata Supian pada awak media, Rabu (31/3) siang.

Politikus Golkar itu meminta aparat segera bersikap. Maunya, penegak hukum bisa memproses hukum kejadian tersebut agar tak menjadi contoh.

"Supaya muncul efek jera pada oknum yang membuat kegaduhan jelang PSU [pemungutan suara ulang] di Kalsel," jelasnya.

Supian juga menyentil tugas Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu Kalsel yang dianggapnya belum maksimal dalam menindak dugaan pelanggaran pemilu jelang PSU Pilgub Kalsel.

"Aturannya sudah jelas, kalau ada spanduk milik dua pasang calon yang PSU segera diturunkan," sambungnya.

Supian berharap kejadian serupa tidak kembali terulang, terlebih tak lama lagi umat muslim akan menjalankan ibadah Ramadan.

"Apa lagi kita sebentar lagi memasuki bulan puasa, mestinya saling memaafkan jangan sampai terjadi sampai adu mulut dan adu argumen," ujarnya mengakhiri.

Sebelumnya, Koordinator Hukum tim H Denny-Difriadi (H2D) Jurkani terlibat cekcok dengan seorang warga setempat bernama Aman (62). Baku hantam berlangsung saat safari subuh di Masjid Nurul Iman, Jalan Prona I, Pemurus Baru, Kota Banjarmasin, Rabu (31/3) pagi tadi.

Dalam baku hantam tersebut, Aman mengaku sempat menerima bogem mentah dari Jurkani hingga bibirnya terluka. Sementara Jurkani membantah melakukan pemukulan.

Usai cekcok mulut, mereka berdua pun ke luar masjid. Di situlah baku hantam terjadi. Namun, Jurkani mengaku hanya menarik masker yang dikenakan Aman.

"Aku tarik maskernya mau mengenali. Lalu ia menendang, dan aku menghindar, cuma sampai di situ saja kejadian tidak ada pemukulan. Aku menarik maskernya saja," beber Jurkani.

Sementara lain halnya dengan penuturan Aman. Menurutnya, saat itu ia kebetulan duduk di depan Jurkani. Tiba-tiba Jurkani datang menyenggol bokongnya.

"Saya bertanya, ada apa ini," ujar Aman.

Soal kisruh di subuh keliling tersebut, Wakapolresta Banjarmasin AKBP Sabana Atmojo mengimbau agar warga ataupun paslon sama-sama menjaga keamanan ketertiban jelang pemungutan suara ulang (PSU).

Sesuai perintah MK, KPU Kalsel dijadwalkan menggelar PSU di tujuh kecamatan di Kabupaten Tapin, Banjar, dan Kota Banjarmasin 9 Juni mendatang.

"Kita dari Polresta Banjarmasin akan mempertemukan, akan cari tau apa masalahnya, dan akan kita selesaikan," bebernya.



Komentar
Banner
Banner