bakabar.com, MARABAHAN – Masih dalam rangka menekan angka kemiskinan, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Barito Kuala memperkenalkan aplikasi baru.
Berdasarkan data jumlah penduduk miskin yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) hingga akhir 2018, Batola menempati peringkat kelima dengan 14.085 jiwa atau dengan persentase 4,56 persen.
Kemudian kalau dirinci per kecamatan di Batola berdasarkan perhitungan Basis Data Terpadu (BDT) Kementerian Sosial, penduduk miskin di Batola berjumlah 70.702 jiwa dari 347.548 total jiwa.
Perbedaan data inilah yang kemudian menjadi latar belakang kelahiran aplikasi Sistem Informasi Identifikasi Masyarakat Miskin (Si-IMIN).
Meski dapat digunakan untuk intervensi program, Si-IMIN menghindari tabrakan dengan BPS maupun Kementerian Sosial yang memiliki mekanisme tersendiri.
“Tabrakan memang bisa terjadi, kalau Si-IMIN digunakan mengidentifikasi program-program yang dilakukan Pemerintah Pusat. Pun mereka memiliki indikator tersendiri untuk menentukan warga miskin,” papar Sugimin, pemrakarsa Si-IMIN, Jumat (16/8).
Di antara program penurunan angka kemiskinan yang menggunakan APBD adalah bedah rumah, Program Indoenesia Pintar (PIP) daerah, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) PBI daerah, maupun Bantuan Sosial Beras Sejahtera.
“Oleh karena itu, Si-IMIN hanya untuk mengidentifikasi program bantuan yang bersumber dari APBD. Intinya Si-IMIN menggali data yang belum dimiliki Pemerintah Pusat,” jelas Sugimin.
Si-IMIN menggunakan cPanel versi 78.0 (build 23), PHP version 5.6.40, MySQL versi 10.1.38-MariaDB-cil-vie, dan operating system Linux.
Efesiensi waktu menjadi kata kunci Si-IMIN, karena langsung digunakan surveyor yang turun ke semua desa.
“Sementara data yang diperoleh langsung diolah dan diakumulasikan dengan hasil surveyor-surveyor lain, serta dapat dipantau administrator,” papar Sugimin yang juga Kepala Bidang Sosial Budaya Bappelitbang Batola.
Dalam penentuan angka kemiskinan, Si-IMIN menggunakan 10 indikator, 26 item dan 143 sub item.
Adapun indikator yang digunakan adalah papan, energi, sumber penerangan, air bersih, kesehatan, pendidikan, penghasilan, aset, kepesertaan program dan perkawinan.
“Meskipun sudah resmi diluncurkan, Si-IMIN baru dalam tahap ujicoba. Masih banyak penyempurnaan yang harus dilakukan, termasuk dibahas oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD),” tukas Sugimin.
“Andai sudah mendapat rekomendasi dari TKPKD dan memiliki payung hukum, kedepan aplikasi ini juga dibuat dengan sistem operasi Android,” tandasnya.
Baca Juga: Amalia, Siswa MAN 1 HST Bangga Jadi Paskibraka
Baca Juga: Seluruh Aparatur Desa Balangan Dilatih Mengatur Perubahan APBDes
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin