Pemprov Kalsel

Serius Tangani Masalah Gizi Dan Stunting, Acil Odah Dukung Gelar Darling

Mengatasi masalah gizi dan stunting, Pemprov Kalimantan Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPA-KB) menggag

Featured-Image
Ketua TP PKK Kalsel, Raudatul Jannah, menyerahkan bingkisan kepada peserta program Gelar Darling. Foto: bakabar.com/Hasan

bakabar.com, BANJARBARU - Mengatasi masalah gizi dan stunting, Pemprov Kalimantan Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPA-KB) menggagas Inovasi Gerakan Pelajar, Remaja Sadar dan Peduli Stunting (Gelar Darling).

Inovasi tersebut diluncurkan Ketua TP PKK Kalsel, Raudatul Jannah, di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru, Rabu (22/5). Gelar Darling sendiri melibatkan 300 pelajar dan remaja sebagai upaya percepatan penurunan stunting yang mutlak harus dilaksanakan.

Tidak sekadar meluncurkan, Raudatul Jannah juga memastikan TP PKK Kalsel memberikan dukungan penuh kepada pelaksanaan Gelar Darling.

"Program Gelar Darling menunjukkan perhatian serius Pemprov Kalsel terhadap penanganan permasalahan gizi di kelompok usia sekolah dan remaja," papar Raudatul Jannah.

"TP PKK Kalsel siap mendukung penyelenggaraan Gelar Darling, karena kami berkomitmen untuk mendampingi pemerintah dalam mencegah stunting dan gizi buruk," imbuh perempuan yang biasa disapa Acil Odah ini.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 di Kalsel, stunting dialami 30,4 persen usia 13 hingga 15 tahun dan 28,8 persen usia 16 hingga 18 tahun. Kemudian wasting dialami 11,5 persen usia 13 hingga 15 tahun dan 11,1 persen usia 16 sampai 18 tahun.

Adapun obesitas dialami 14,5 persen usia 13 sampai 15 tahun dan 12,9 persen usia 16 hingga 18 tahun. Sedangkan sebanyak 34,55 persen kelas 7 dan 10 teridentifikasi anemia.

"Upaya penanganan masalah gizi terhadap kelompok usia sekolah merupakan bentuk investasi terhadap kualitas sumber daya manusia. Diharapkan Gelar Darling menjadi salah satu solusi mengurangi masalah gizi dengan cara menumbuhkan kesadaran kelompok usia sekolah dan remaja," jelas Acil Odah.

"Sehingga program tersebut perlu didukung bersama-sama, sesuai kapasitas dan sumber daya. Setiap program idealnya membutuhkan keterlibatan multisektor agar berjalan maksimal dan mencapai hasil yang diharapkan," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner