Tak Berkategori

Sering Juarai Lomba Miniatur Rumah Banjar, Rusman Layani Pesanan dari Luar Negeri

apahabar.com, MARTAPURA – Aparat Desa Lihung, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Rusman (44), kerap meraih juara…

Featured-Image
Rusman saat membuat miniatur rumah adat Banjar Bubungan Tinggi. Foto-apahabar.com/Madani

bakabar.com, MARTAPURA - Aparat Desa Lihung, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Rusman (44), kerap meraih juara I lomba miniatur Rumah Banjar. Karena itulah, dia sering mendapat banyak pesanan kerajinan tersebut. Peminatnya tidak hanya warga lokal, tapi juga berasal dari luar pulau Kalimantan, bahkan dari luar negeri.

Rusman menekuni pembuatan miniatur rumah adat sejak tahun 2011 dan mendirikan Komunitas Pecinta Rumah Adat Banjar (PRAB) pada tahun 2013.
Awal terjun dalam pembuatan miniatur rumah banjar tersebut, kata Rusman, karena panggilan hati untuk melestarikan budaya yang ada di tanah kelahirannya (Banjar).

"Awal ketertarikan saya untuk membuat miniatur ini untuk mengenalkan dan melestarikan rumah adat yang kita miliki agar tidak terlupakan," ujarnya saat ditemui oleh bakabar.com di rumahnya, Kamis (11/3).

Rusman menjelaskan, sebelum melakukan pembuatan miniatur rumah adat Banjar, hal pertama yang dilakukannya adalah adalah mendatangi rumah adat yang ingin dibuat. Hal tersebut dilakukan untuk menganalisa, bagaimana bentuk dan ornamennya.

"Jadi miniatur yang dibuat bukan hanya sekedar pajangan, namun juga bisa dipelajari. Baik dari segi ornamen yang memiliki filosofi dan pakem yang sudah ada sejak dulu," jelasnya.

Rusman mengatakan jika dirinya pernah mengikuti 3 lomba terkemuka di Kalsel dan berhasil menyabet juara 1, di antaranya Lomba Hut Kalsel 2015 dengan tema, Bacangkal Maharagu Banua, Su Buti tahun 2019, Logo Hut Kalsel 70 tahun 2019.

"Alhamdulillah, dari semua lomba itu berhasil meraih juara satu," ungkapnya.
Miniatur rumah adat banjar yang dibuat oleh Rusman sudah merambah ke luar negeri.

"Pemesananan kita sekarang ini biasanya dari Jawa Timur, juga ada dari asia seperti Filipina, dan lainnya. Kemarin juga ada yang pesan dari Belanda. Untuk pemesanan ke luar negeri hanya 3 unit miniatur saja, mungkin karena ongkirnya yang lumayan tinggi ke sana," tuturnya.

Tiga unit tersebut adalah Rumah Bubungan Tinggi, Gajah Baliku serta Gajah Manyusu.

Proses pembuatan hingga pengiriman bisa memakan waktu 4 sampai 7 hari.

"Soalnya, tidak bisa membuat sehari langsung jadi satu, karena ada kegiatan lain seperti pekerjaan menjadi aparat desa, dan lainnya. Kebiasaannya kita membuat rumah adat banjar ini pada malam hari," ucapnya.

Dalam satu buah miniatur rumah adat, dibandrol dengan harga kisaran Rp 400 ribu hingga Rp 550 ribu.

"Tapi ada juga yang sampai Rp 800 ribu, itu miniatur rumah banjar Anno seperti yang berada di Siring Banjarmasin," jelasnya.

Rumah adat banjar sendiri memiliki berbagai macam jenis, bentuk, simbol serta pakem yang berbeda, di antaranya, Rumah Bubungan Tinggi, Rumah Gajah Baliku, Rumah Palimasan, Rumah Balai Bini, Rumah Tadah Alas, Rumah Gajah Manyusu, Rumah Balai Laki, Rumah Palimbangan, Rumah Cacak Burung atau Anjung Surung, Rumah Lanting, Rumah Joglo Gudang serta Rumah Bangun Gudang.

Komentar
Banner
Banner