Wisata Magelang

Sensasi Wisata Menyusuri Sungai Progo dengan Gethek Balong

Bicara tentang wisata alam dan budaya di wilayah Magelang memang tidak ada habisnya.

Featured-Image
Wisata Gethek Balong (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - Bicara tentang wisata alam dan budaya di wilayah Magelang memang tidak ada habisnya. Selain menikmati pemandangan gunung, pengunjung juga bisa menyusuri sungai yang masih jernih dan udara yang sejuk.

Salah satunya, wisatawan bisa menyusuri Sungai Progo dengan wisata gethek bambu Balong yang berada di Dusun Gleyoran, Desa Sambeng, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Dalam bahasa Jawa, gethek memiliki arti rakit. Rakit terbuat dari bambu panjang yang disusun menjadi satu sehingga bentuknya menyerupai perahu yang dikemudikan 1 orang menggunakan galah.

Gethek di tempat ini memiliki panjang sekitar 15 meter dan bisa menampung sekitar 15 orang. Ada 2 jenis rakit yang disediakan di wisata gethek Balong, yakni yang berukuran besar dan kecil.

Baca Juga: Warga Dusun Gleyoran Kibarkan Merah Putih di Tengah Sungai Progo

Warga setempat sekaligus pengelola, Dayah mengungkapkan, rakit berukuran kecil bisa dinaiki 4 orang dengan harga Rp120.000 per sesi atau selama kurang lebih 30 menit.

Sedangkan rakit berukuran besar bisa disewa dengan harga Rp220.000 untuk 8 penumpang.

Pengunjung tidak perlu khawatir tentang cara mengemudikan rakit. Sebab, sudah ada staf atau penyatang yang siap mendayung rakit bambu selama 20-30 menit di sekitaran Sungai Progo.

Baca Juga: Remaja Tenggelam di Sungai Awang Banjarmasin Ditemukan Meninggal

Jika penasaran ingin mendayung, pengujung juga bisa mencobanya dengan komando dan pengawasan staf tersebut. Di atas rakit, pengunjung bisa melakukan banyak hal, seperti menikmati alam sekitar, berfoto-foto, dan menikmati makanan lezat.

Pengelola wisata gethek yang juga masyarakat setempat sengaja menjual makanan dan minuman yang bisa dinikmati sembari menyusuri sungai.

"Wisata ini dikelola oleh masyarakat setempat bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)," terang Dayah.

Baca Juga: Umbul Jumprit, Kisah Mitologi di Hulu Sungai Progo Kaki Gunung Sindoro

Menurut dia, meski tergolong baru, wisata ini sudah ramai dikunjungi wisatawan. Mereka tertarik karena keunikannya dan masih jarang ditemui di daerah lain. "Biasanya ramai saat akhir pekan dan tanggal merah. Buka pukul 09.00 sampai 18.00 WIB," tuturnya.

Namun bagi pengunjung yang ingin datang di luar waktu tersebut, bisa melakukannya, cukup dengan reservasi terlebih dahulu.

"Kami juga menyediakan area river camp, jadi pengunjung bisa berkemah dan menikmati suasana tepi sungai, sekaligus mencoba sensasi memasak ikan langsung dari nelayannya," tandasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner