Nasional

Sejarah: 17 Agustus 1945, Suara Bung Karno Tak Terdengar di Banjarmasin

Terlambat dapat Informasi kemerdekaan, masyarakat Banjar merdeka dalam kesunyian saat 17 Agustus 1945.

Featured-Image
Upacara Bendera di Wilayah Hulu Sungai, 17 Agustus 1945. Foto: Koleksi dhd45kalsel

bakabar.com, BANJARMASIN - Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan Ir Soekarno pada 17 Agustus 1945 tak terdengar di kota Banjarmasin. Hal itu disebabkan, Pemerintah Jepang yang ada di Borneo (Kalimantan) Selatan menutup akses penyiarannya.

Sejarawan Kalsel, Masyur menuturkan, berita kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 awalnya diterima tokoh pergerakan radio gelap di wilayah Kandangan.  Awalnya diterima sembunyi-sembunyi.

Berita serupa juga ditangkap radio gelap milik Sunaryo dan Sahrul yang berada di Banjarmasin. Dari siaran tersebut diketahui, Jepang telah menyerah dengan sekutu. Kabar ini pun disebarluaskan dengan sembunyi-sembunyi.

Penyebaran berita tentang proklamasi kemerdekaan baru diizinkan pemerintah Jepang 26 Agustus 1945 melalui surat kabar Borneo Simboen Banjarmasin.⁣⁣⁣⁣

“Borneo Simboen yang terbit tanggal 26 Agustus 1945 atau 26 Hatji-Gatsoe 2605, terbitan hari Minggu yang secara lengkap menyiarkan berita tentang proklamasi itu,” kata dia.

Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Berita tersebut tersebar dalam bentuk selebaran di Kota Banjarmasin pada 15 Agustus 1945, hingga kubu meriam penangkis serangan udara milik Jepang yang ada di Sungai Jingah tidak mengadakan reaksi apa-apa.

"Sebagian dari selebaran sekutu yang berisi permintaan agar Jepang menyerah tersebut dapat dipungut rakyat, dan Jepang tidak melakukan tindakan apa-apa.⁣⁣," jelasnya.

Mansyur melanjutkan, dalam rangka persiapan proklamasi kemerdekaan, dari daerah-daerah di Indonesia ada wakil yang mengikuti kegiatan-kegiatan di Jakarta,  tidak terkecuali dari daerah Kalsel.

Seorang tokoh daerah Kalimantan Selatan waktu itu bernama Anang Abdul Hamidhan, yang pada masa Jepang berkuasa di daerah ini, ia menjabat sebagai Pemimpin Redaksi surat kabar Borneo Shimboen. Sebelumnya menjabat pimpinan redaksi Soeara Kalimantan.⁣⁣⁣

H.A. Hamidhan yang pada awal Agustus 1945 diangkat sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) berangkat ke Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 lewat Surabaya.⁣⁣⁣

Hampir tengah malam 16 Agustus 1945 Hamidhan bersama anggota-anggota PPKI dari daerah lainnya, dijemput dan dibawa kerumah kediaman Laksamana Maeda; Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut yang terletak pada Oranje Boulevard.⁣⁣ Malam itu Hamidhan hadir pada pembacaan konsep proklamasi.⁣⁣⁣

“Berita kemerdekaan tidak begitu saja bisa disiarkan dan dikabarkan secara langsung, tapi sembunyi sembunyi. Dinamika tentang berita kemerdekaan di Banjarmasin sangat tergantung kepada sosok Hamidhan yang saat itu sedang berada di Jakarta,” kata Mansyur.

Pada tanggal 18 dan 19 Agustus 1945, Hamidhan mengikuti sidang-sidang PPKI termasuk sidang yang membicarakan UUD 1945.

Tentang pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden dan juga tentang pengangkatan Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Muhammad Noor.

Editor


Komentar
Banner
Banner