Kalsel

Segera Direlokasi, PKL Handil Bakti Minta Ketegasan Pemkab Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Sudah sepakat direlokasi, ratusan PKL yang berjualan di pinggir Jalan Trans Kalimantan di…

Featured-Image
Los di Pasar Handil Bakti yang segera ditempati ratusan PKL di Jalan Trans Kalimantan dan Terminal Handil Bakti. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Sudah sepakat direlokasi, ratusan PKL yang berjualan di pinggir Jalan Trans Kalimantan di Handil Bakti, juga menuntut ketegasan sikap Pemkab Barito Kuala.

Keberadaan PKL di Handil Bakti tinggal menghitung hari, karena Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XI Banjarmasin segera melanjutkan pelebaran Jalan Trans Kalimantan.

Tercatat 132 PKL dipastikan tak lagi bisa berjualan di jalur hijau Handil Bakti. Rinciannya adalah 92 pedagang jalur hijau di pinggir jalan, 38 pedagang di jalur hijau Terminal Handil Bakti dan 2 pedagang di seberang sungai.

Mereka selanjutnya tidak digusur, karena Pemkab Batola merelokasi mereka ke Pasar Handil Bakti. Telah disediakan 209 tempat yang terdiri dari 160 los dan 40 kios.

Fasilitas lain seperti kloset dan kamar mandi, juga sudah diperbaiki. Tinggal pemasangan jaringan listrik yang dijanjikan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Namun demikian, ketersediaan 209 tempat tersebut belum menyelesaikan persoalan. Sejumlah pedagang juga menuntut ketegasan Pemkab Batola dalam sosialisasi ketiga di Kantor Kecamatan Alalak, Kamis (8/10) sore.

“Kalau tempat relokasi sudah siap, baru kami pindah. Kami juga menginginkan semua warung di seberang sungai harus dibongkar,” cetus Anang Sugiannor, salah seorang perwakilan PKL Handil Bakti.

“Kami khawatir bangunan di seberang sungai tidak dibongkar, karena mereka yang berdagang di tempat itu belum pernah diundang selama beberapa kali sosialisasi,” imbuhnya.

Seandainya tidak dibongkar, pedagang enggan direlokasi. Mereka justru berniat pindah ke seberang sungai, kendatipun harus membangun jembatan.

“Setelah nanti pindah ke Pasar Handil Bakti, kami juga menginginkan penertiban pedagang yang menggunakan mobil di pinggir jalan,” timpal PKL lain bernama Siswantoro.

Tidak cuma PKL di jalur hijau, pedagang pasar mingguan di Pasar Handil Bakti juga mempertanyakan kejelasan nasib.

Pedagang mingguan ini khawatir malah terpinggirkan, karena lokasi mereka berjualan berada di jalan sekitar los dan kios yang menjadi relokasi PKL Handil Bakti.

Menjawab keinginan pedagang, Wakil Bupati H Rahmadian Noor menjelaskan bahwa semua bangunan di jalur hijau harus dibongkar, termasuk warung di seberang sungai.

“Pembersihan jalur hijau bukan cuma di pinggir Jalan Trans Kalimantan, tetapi semua bangunan yang berada di jalur hijau, termasuk warung di seberang sungai,” tegas Rahmadi.

“Bahkan Terminal Handil Bakti yang juga berada di jalur hijau, juga ikut dibongkar mulai 15 Oktober mendatang. Disusul pembongkaran bangunan-bangunan yang berada di samping terminal,” imbuhnya.

Begitu Terminal Handil Bakti dibongkar beserta pos Dinas Perhubungan Batola, semua aktivitas dipindahkan ke terminal baru yang berada di depan Pasar Handil Bakti.

“Kami berharap semua pedagang mengerti, karena relokasi dan pelebaran jalan ini mau tak mau harus dilakukan. Salah satunya peningkatan arus lalu lintas di Jalan Trans Kalimantan,” beber Rahmadi.

“Selain menata Alalak sebagai pintu gerbang Batola, upaya ini juga demi menghidupkan kembali Pasar Handil Bakti yang selama belasan tahun tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” tambahnya.

Terkait pedagang yang menggunakan mobil sebagai lapak di pinggir jalan, Satuan Polisi Pamong Praja menjanjikan siap melakukan penertiban.

“Sepanjang jalan dari Mandastana hingga Handil Bakti, tak terdapat lagi pedagang yang berjualan menggunakan mobil. Kami takkan kompromi lagi, kalau semua PKL sudah pindah ke Pasar Handil Bakti,” sahut Anjar Wijaya, Kasat Pol PP Batola.

Sementara terkait nasib pedagang mingguan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Batola menjamin eksistensi mereka di Pasar Handil Bakti.

“Kami takkan menghapuskan pasar yang lama. Lagipula durasi pasar mingguan cuma beberapa jam, sehingga semua pedagang bisa berdampingan,” beber Purkan, Kepala Diskoperindag Batola.

“Sistem ini sudah berjalan baik di Pasar Marabahan. Setiap sore Senin dan Selasa pagi, pedagang luar bisa membaur dengan pedagang lokal yang notabene berjualan setiap hari,” sambungnya.

Dijadwalkan selama sebulan kedepan, semua PKL Handil Bakti sudah bisa menempati Pasar Handil Bakti. Namun sebelumnya dilakukan pengundian nomor urut lapak berdasarkan kriteria barang dagangan, Sabtu (10/10).

“Mengingat terdapat 209 tempat yang disiapkan, terdapat kemungkinan seorang pedagang menggunakan dua los,” tukas Purkan.

“Namun pengaturan itu masih bisa dilakukan belakangan, ketika semua pedagang mulai menempati tempat masing-masing,” pungkasnya.

Komentar
Banner
Banner