bakabar.com, BANJARMASIN – Sampai hari ini, sejumlah sekolah di Kota Banjarmasin masih belum menggelar pengenalan lingkungan sekolah (PLS) ke siswa.
Sesuai surat edaran (SE) yang diterbitkan Wali Kota Ibnu Sina, tahun ajaran baru resmi dimulai sejak Senin, 13 Juli kemarin. Dari sana, PLS mestinya digelar hingga Rabu (15/7).
Dari pantauan bakabar.com, ada tiga sekolah yang teradang masalah teknis mengingat PLS kali ini digelar secara daring atau online.
Ketiga sekolah itu, yakni SMPN 1 Banjarmasin, SMKN 1 Banjarmasin, SMA 2 Banjarmasin.
Diestimasikan, pihak sekolah baru akan menggelar kegiatan pengenalan sekolah pada mulai pekan depan.
“Kita masih belum, kemungkinan minggu depan baru mulai. Masih menyusun teknis pelaksanaannya,” kata Kepala Sekolah SMPN 1 Banjarmasin, Gusti Khairurrahman.
Adapun, Kepala Sekolah SMKN 1 Banjarmasin, Susilo Rochmanhadi mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih mencari alternatif aplikasi apa yang akan dipakai untuk pelaksanaan PLS secara daring.
“Kita masih rapat untuk mencari aplikasi yang paling ringan penggunaan kuota internetnya, agar para siswa-siswi kami tidak terlalu terbebani,” katanya.
Sangat dipertimbangkannya hal tersebut, kata dia, karena kebanyakan peserta didik yang masuk di SMKN 1 Banjarmasin di tahun ajaran baru ini merupakan pemegang kartu indonesia pintar (KIP) atau berstatus ekonomi menengah ke bawah.
“Kita tidak ingin membebani orang tua murid,” katanya.
Sementara itu, dari SMA 2 Banjarmasin PLS rencananya akan dimulai pada Rabu (15/7) besok.
“Memang ditentukan dimulai sejak Senin kemarin (13/7) hingga Rabu (15/7) besok. Namun karena surat edarannya baru kita terima kemarin, maka kita atur dulu teknisnya,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 2 Banjarmasin, Akhmad Samadi.
“Kita lakukan sambil jalan mulai besok. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan guru dan OSIS untuk membuat video tentang sekolah SMAN 2 Banjarmasin yang nantinya kita upload via Youtube agar bisa ditonton oleh siswa-siswi baru,” tambahnya.
Selain video, kata Samadi, pihaknya juga telah membagikan buku panduan terkait profil, apa saja fasilitas serta aturan ketentuan akademik yang ada di SMAN 2 Banjarmasin.
“Buku itu sudah kita serahkan saat mereka daftar ulang, agar siswa baru bisa mudah mengenal sekolah,” katanya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 2 Banjarmasin, Fauzi Rahman menambahkan pihaknya juga telah membentuk grup via aplikasi Whatsapp, agar lebih mudah melakukan pengawasan terhadap peserta didik baru.
“Dalam grup itu ada wali kelas, guru bimbingan konseling dan peserta didik baru. Di sana kita bisa men-share segala kebijakan sekolah agar diketahui oleh siswa serta orang tuanya,” katanya.
Untuk pelaksanaan PLS secara daring, pihaknya masih berkoordinasi, aplikasi apa yang efektif untuk dipakai.
“Kemarin ada saran untuk pakai Google Meeting, tapi itu terbatas, hanya mampu 100 orang. Lalu saya sarankan untuk live streaming via Youtube, karena tidak ada batasan berapa peserta maksimal yang bisa ikut. Hal itu agar si narasumber atau pengajar tidak terulang dalam memberikan materi,” terangnya.
Dalam agenda PLS sendiri, kata dia, besok peserta didik baru akan mengikuti tes peminatan atau pemilihan jurusan secara daring.
Kemudian, pada Kamis (16/7), para peserta didik baru akan mengikuti kegiatan psikotes. Lalu, pada Jumat (17/7), dijadwalkan kegiatan latihan pembelajaran secara daring untuk para murid baru.
Ke depannya, dalam kegiatan belajar mengajar, pihak SMAN 2 Banjarmasin bekerja sama dengan Ruangguru.
“Kita sudah membeli sebanyak 37 akun Ruangguru,” katanya.
Dengan Ruangguru, kata Fauzi, akan lebih memudahkan guru dalam mencatat hasil belajar para siswa.
“Karena di sana otomatis ter-report untuk hasil belajarnya,” katanya.
Selain itu, kata dia, apabila orang tua siswa memutuskan untuk membeli sendiri akun Ruangguru, maka akan lebih diuntungkan. Karena lebih hemat penggunaan kuota internet.
“Kalau memakai akun premium, hanya membayar Rp500 ribu per tahun, kita bisa sepuasnya mendapat fasilitas belajar di sana, jika dikalkulasikan hanya Rp43 ribu per bulannya. Tapi ini hanya kami sarankan, tidak wajib,” katanya.
Editor: Fariz Fadhillah