Ribuan jemaah datang menyemuti Masjid Jami Sungai Jingah pada malam ke-25 Ramadan. Bermaksud menggapai pengampunan, mereka rela menembus dinginnya malam tadi.
Riyad Dhafi, BANJARMASIN
KURANG dari sepekan sebelum idulfitri, di pengujung bulan penuh berkah inikendaraan yang lalu lalang di jalanan pun mulai sepi.
Jelang larut malam, para jemaah duduk beriktikaf serta memanjatkan doa-doa di masjid tertua tersebut.
Beberapa memilih membaca kitab suci Alquran. Sembari menunggu waktu dimulainya salat malam. Rencananya salat itu dipimpin langsung ulama besar Banua, KH. Ahmad Zuhdianoor.
Ketika kebanyakan orang tengah asyik dalam lelapnya, sebagian orang tersebut mencoba tetap terjaga. Mendekatkan diri dengan Tuhannya. Berharap ampunan serta rahmat di bulan suci ini.
Terlihat, laki-laki, perempuan, tua dan muda membaur dalam kesunyian malam. Mereka berkumpul memenuhi ruangan utama. Beberapa membeludak sampai ke halaman Masjid.
Tampak pula ada yang datang terlambat. Mereka terlihat tergesa-gesa untuk segera mencari barisan kosong. Agar bisa mengikuti salat malam berjemaah di masjid bersejarah di Kota Seribu Sungai.
Beberapa dari mereka, diketahui, ada yang datang dari jauh. Salah satunya adalah Ahmad Gazali Rahman. Gazali rela datang dari Gambut.
“Berangkat dari jam 12 malam, sendirian, untuk memperbanyak ibadah di bulan penuh berkah ini,” ujarnya sambil tersenyum kecil.
Pemuda berbadan gempal yang memakai sarung berwarna putih dan baju koko abu-abu itu rela datang dari jarak yang cukup jauh karena sosok Guru Zuhdi.
“Mudah-mudahan dapat berkah guru, serta mendapat ridho dan maghfirah dari Allah SWT,” katanya.
Serupa, Rahmadi jemaah yang datang memakai sebuah sepeda motor bersama seorang mengaku, ceramah Guru Zuhdi telah banyak mengubah pandangannya terhadap kehidupan.
“Beliau adalah ulama yang luar biasa, karena pengajaran-pengajaran beliau sedikit banyak mengubah sikap-sikap saya dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Madi. Selain itu, Madi merasa tenang dan nyaman setelah melakukan iktikaf dan salat (qiyamul lail), bersama ribuan jemaah.
“Mudah-mudahan bisa mengabulkan segala hajat dan menghapus dosa-dosa saya yang telah lalu,” tuturnya.
Pantauan media ini, salat malam dimulai sejak Kamis (30/5) dini hari, sekitar pukul 01.30. Dimulai dengan salat hajat terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan membaca surah yasin serta salawat dan doa.
Setelah itu, Guru Zuhdi tampak kembali berdiri untuk segera memimpin salat tasbih. Lampu-lampu Masjid dibiarkan menyala redup. Menambah kekhidmatan dan kekhusyukan.
Kemudian, ditutup dengan dzikir dan doa kembali. Di dalam doa penutup itu, terdengar Guru Zuhdi menyelipkan doa untuk negara tercinta Indonesia dan diaminkan oleh ribuan jamaah yang hadir malam itu.
Baca Juga: Kajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi; Ikuti Rasulullah dengan Mengikuti Para Ulama
Baca Juga: Kajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi, Mukjizat dan Karomah Adalah Qudrat Allah
Reporter: AHC07Editor: Fariz Fadhillah