Bisnis

Rupiah Semakin Merosot, BI Lakukan Intervensi

Ini level paling lemah bagi rupiah sejak awal April 2020. Ini juga membuat rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia.

Featured-Image
PENUKARAN uang di money changer.(Foto: sindonews.com)

bakabar.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terus merosot ke level paling lemah dalam empat tahun terakhir, setelah pasar dibuka kembali usai liburan Lebaran 2024. Koreksi tajam rupiah ini mendorong bank sentral untuk melakukan intervensi.

Pada Selasa (16/4/2024) hari ini, rupiah spot melemah 2,27% ke level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini jadi level paling lemah bagi rupiah sejak awal April 2020. Ini juga membuat rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia.

Meskipun pasar Indonesia tutup karena hari libur di pekan lalu, dolar AS tampil perkasa setelah data ekonomi AS yang kuat dan kenaikan inflasi menyebabkan pasar mengabaikan ekspektasi kapan Federal Reserve dapat mulai memangkas suku bunga.

Terkait hal itu, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan, terdapat perkembangan di global yang membuat pelemahan rupiah pascalibur Lebaran. Salah satunya yakni memanasnya konflik Iran-Israel.

"Rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar. Selain itu, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh memanasnya konflik di timur tengah khususnya konflik Iran-Israel," kata Edi dalam keterangannya, dikutip dari detikFinance, Selasa (16/4/2024).

Perkembangan tersebut menyebabkan makin kuatnya sentimen risk off sehingga mata uang emerging market khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Indeks dolar (DXY) selama periode libur Lebaran telah menguat signifikan dari 104 menjadi di atas 106, bahkan pagi ini sudah mencapai angka 106,3.

"Selama libur Lebaran, Pasar NDF IDR di offshore juga sudah tembus di atas Rp16.000 atau sudah di sekitar Rp 16.100, sehingga rupiah dibuka di sekitar angka tersebut (di atas Rp 16.100)," tutur Edi.

Terkait itu, imbuh Edi, BI akan melakukan langkah- langkah konkret. Pertama, BI akan menjaga kestabilan Rupiah melalui menjaga keseimbangan supply-demand valas di market melalui triple intervention khususnya di spot dan DNDF.

Kedua, BI akan meningkatkan daya tarik aset Rupiah untuk mendorong capital inflow seperti melalui daya tarik SRBI dan hedging cost. Ketiga, BI tetap koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait seperti pemerintah, Pertamina dan lainnya.(*)

Editor
Komentar
Banner
Banner