Apahabar.com, MAGELANG - Hawa dingin pegunungan Magelang akan semakin terasa syahdu dengan menikmati aneka kuliner khas yang manis dan hangat.
Salah satu kuliner khas yang unik dan cocok dinikmati saat berkunjung ke Magelang adalah rondo kemul. Dalam bahasa Indonesia, Rondo artinya Janda dan Kemul artinya adalah selimut.
Rondo Kemul adalah camilan khas Magelang berbahan dasar tape singkong yang diselimuti terigu dengan paduan cita rasa manis, asam dan gurih.
Makanan khas ini terkenal dan banyak terdapat di kawasan eks karisidenan Kedu seperti Temanggung, Magelang, Purworejo hingga Wonosobo.
Menurut cerita tutur masyarakat, kudapan ini sering disajikan saat para serdadu Belanda sedang beristirahat atau minum teh di sore hari.
"Singkong yang digunakan harus bersih dan tidak kacel (keras atau berangin)," kata penjual Rondo Kemul, Jono (40).
Jono mengatakan, cara membuat rondo kemul cukup rumit dan panjang, karena harus melakukan fermentasi tape terlebih dahulu.
"Pertama, singkong dikupas dan dibersihkan, kemudian direbus sampai empuk, lalu diberi ragi dan difermentasi ," jelas Jono.
Setelah dilumuri ragi, lanjut Jono, singkong yang sudah difermentasi kemudian dibungkus dengan daun pisang hingga rapat.
Lama fermentasi tergantung jenis singkong yang digunakan, namun biasanya proses tersebut memerlukan waktu kurang lebih 3 hari hingga ketela berubah warna, rasa, dan bentuknya.
"Memang setelah difermentasi jadi lebih lembek, tapi rasanya jadi kecut (asam) dan ada manisnya," tuturnya.
Selain itu, singkong juga akan berubah warnanya menjadi putih dengan aroma khas. Dalam bahasa lain, itu adalah tapai atau tape.
"Kalau sudah, kami mencampur terigu, air dan sedikit gula untuk melumuri tape," sambungnya.
Kemudian, tape yang sudah jadi diilumuri terigu tersebut dan digoreng ke dalam minyak panas hingga warnanya berubah jadi kuning keemasan.
Harga rondo kemul buatan Jono juga sangat terjangkau, yakni hanya Rp 1.000 per biji.
Biasanya, ia berjualan di kawasan Borobudur mulai pukul 16.00 WIB sampai jualannya habis.
Pelanggan Jono juga datang dari berbagai kalangan, mulai dari warga lokal hingga turis mancanegara.
"Kadang diborong kalau musim libur, wisatawan asing suka, terlebih saat masih panas, enak disantap sambil minum teh atau kopi dan melihat pemandangan di sekitar Magelang," pungkasnya.