bakabar.com, BALIKPAPAN - Pertandingan PSM Makassar kontra Barito Putera di Stadion Batakan, Balikpapan, Minggu (11/12), belakangan menjadi viral. Penyebabnya Si Juku Eja kedapatan menurunkan 12 pemain di menit-menit akhir.
Dalam pertandingan lanjutan Liga 1 musim 2024/2025 itu, PSM berhasil menang dengan skor 3-2, kendati tertinggal lebih dulu.
Namun kontroversi terjadi di menit-menit akhir injury time. Diduga akibat kelalaian perangkat pertandingan, PSM menurunkan 12 pemain di lapangan.
Dikutip dari Bola, insiden itu bermula di menit 90+6. Awalnya gelandang PSM, Akbar Tanjung, mengalami cedera dan harus ditandu keluar lapangan.
Semenit kemudian kiper PSM, Reza Arya Pratama, memberikan gestur kepada wasit Pipin Indra Pratama bahwa mereka akan melakukan pergantian.
Namun Pipin bergeming dan baru mempersilakan PSM memasukkan pemain di menit 90+8. Situasi ini dimanfaatkan PSM dengan memasukkan Daffa Salman, Muhammad Arham Darmawan, dan Achmat Fahrul Aditia sekaligus.
Daffa Salam lebih dulu masuk sembari menunjuk ke luar lapangan seolah memberi tanda akan menggantikan Akbar Tanjung.
Beberapa detik berselang, Muhammad Arham Darmawan menyusul masuk seraya berlari ke kotak penalti Barito Putera untuk membantu pertahanan menghadapi tendangan sudut.
Kemudian wasit terlihat meminta gelandang asing PSM, Latyr Fall, untuk keluar lapangan karena digantikan oleh Muhammad Arham Darmawan.
Berikutnya Achmat Fahrul Aditia juga masuk ke lapangan. Lantas bek Syahrul Lasinari yang terlihat ingin keluar, tiba-tiba batal meninggalkan lapangan. Akibat kesalahan ini, PSM bermain dengan 12 pemain mulai menit 98 detik 33.
Dalam statistik pertandingan, Muhammad Arham seharusnya menggantikan Latyr Fall. Sedangkan Achmat Fahrul menjadi pengganti untuk Syahrul Lasinari. Adapun Daffa Salman menggantikan Akbar Tanjung.
Gelandang Barito Putera, Nazar Nurzaidin, sempat mengangkat tangan untuk mengingatkan wasit bahwa PSM turun dengan 12 pemain. Namun wasit tidak menggubris pemberitahuan Nazar.
Lantas meniup peluit akhir di menit 99 detik 16. Dengan demikian, PSM unggul jumlah pemain secara ilegal atas Barito Putera selama sekitar 43 detik.
Setelah pertandingan selesai, Tegar Infantrie berjalan dari bench Barito Putera. Lalu gelandang ini menghampiri dan menabrakkan bahu ke dada wasit.
Bagas Kaffa juga ikut memprotes, sebelum pemain Barito Putera lain ikut mengerubungi Pipin Indra Pratama. Keributan pun pecah, hingga melibatkan antarpemain kedua klub.
Merujuk Kode Disiplin PSSI 2023 Pasal 56 tentang Pemain Tidak Sah, PSM dapat terjerat ayat 1 poin vi.
"Pemain pengganti yang dimainkan oleh suatu tim dengan melebihi ketentuan atau dengan melanggar ketentuan dengan jumlah pergantian pemain yang berlaku," demikian kutipan aturan tersebut.
Kemudian dijelaskan apabila seorang pemain yang tidak sah sebagaimana dalam ayat 1 bermain di pertandingan resmi, maka timnya akan dijatuhi sanksi dinyatakan kalah dengan pemotongan poin pada pertandingan tersebut sesuai dengan Pasal 28 Kode Disiplin PSSI dan denda minimal Rp90 juta.
Dalam Pasal 28 Kode Disiplin PSSI, PSM berpeluang dinyatakan kalah 0-3 dan perolehan poin dikurangi 3 dalam peringkat resmi.
Terkait kekeliruan itu, Barito Putera akan melayangkan protes resmi ke PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
"PSM bermain 12 pemain dan itu jelas terlihat dalam rekaman," papar pelatih Barito Putera, Rahmad Darmawan, dalam sesi konferensi pers usai pertandingan.
"Kami sudah mencoba untuk menyampaikan kepada mereka (PSM), tetapi malah ditanggapi dengan emosi," sambungnya.
Sementara PSM dalam media sosial resmi juga memberikan klarifikasi dengan menjelaskan prosedur pergantian pemain. Berikut isi klarifikasi dimaksud:
PSM melakukan pergantian tiga pemain secara bersamaan di 1 menit terakhir pertandingan, tepatnya di menit 90+7. Pergantian pemain ini memanfaatkan slot pergantian yang terakhir," demikian penjelasan PSM.
Kemudian prosedur selanjutnya adalah menyerahkan form pergantian pemain kepada wasit cadangan. Setelah form pergantian pemain diserahkan, wasit cadangan kemudian juga mengecek keabsahan tiga pemain tersebut dan dinyatakan sah untuk bermain.
Setelah itu dilakukan, prosedur selanjutnya sudah menjadi kewenangan dari perangkat pertandingan. Dalam hal ini adalah wasit yang memimpin pertandingan dan wasit cadangan. Keduanya yang mengatur keluar dan masuknya pemain pengganti dan yang diganti.
Dalam insiden PSM vs Barito Putera, pemain pengganti PSM masuk ke dalam lapangan berdasarkan arahan dari wasit cadangan. Begitu pun juga pemain yang digantikan, yang tentu saja mengikuti arahan dari wasit utama dimana pada keadaan tersebut menetapkan play on sehingga pemain tidak dapat dan tidak diminta oleh wasit utama untuk meninggalkan lapangan.