bakabar.com, BANJARMASIN – Kalimantan Selatan (Kalsel) memiliki keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna yang sangat luar biasa berlimpah.
Salah satu fauna endemik Kalsel yakni Bekantan.
Sayang populasi satwa dengan nama latin Nasalis Larvatus ini kian terancam. Khusus populasi Bekantan yang berada di luar kawasan konservasi atau kawasan ekosistem esensial (KEE).
Berdasarkan data dari Sahabat Bekantan Indonesia Foundation, Bekantan yang berada di luar kawasan konservasi berjumlah 2.000-3.000 ekor.
“Itu semua berada di luar kawasan konservasi,” ucap Ketua Sahabat Bekantan Indonesia, Rizki Amelia kepada bakabar.com, belum lama tadi.
Untuk tahun ini, kata Amelia, isu yang berkembang lebih ke arah masifnya konflik antara Bekantan dan manusia di Kalsel.
“Setiap bulannya, minimal 2 aduan yang masuk terkait konflik Bekantan dan masyarakat,” jelas Dosen Prodi Biologi FKIP ULM ini.
Dalam bulan ini saja, Amelia menerima laporan masyarakat dari berbagai daerah seperti Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, Kecamatan Tamban dan Belawang Kabupaten Barito Kuala.
“Dalam bulan ini saja ada laporan masyarakat dari daerah Gambut, Tamban dan Belawang,” tegas Amelia.
Sementara itu, Kepala BKSDA Kalsel, Mahrus mengungkapkan, untuk populasi Bekantan di dalam kawasan konservasi lebih sedikit dibandingkan di luar kawasan konservasi yakni berjumlah 1.229 ekor.
“Untuk di dalam kawasan konservasi hanya berjumlah 1.229 ekor,” pungkasnya.