bakabar.com, BANJARMASIN – Rektor ULM Prof Sutarto Hadi menantang ribuan wisudawan dan wisudawati ke-93 dari semua jenjang agar senantiasa menjaga lingkungan.
“Saatnya kita melakukan tindakan nyata untuk menyelamat bumi dan masa depan kehidupan kita,” ucap Prof Sutarto Hadi melalui siaran pers yang diterima bakabar.com, Rabu (16/10) siang.
Menyelematkan bumi, kata dia, tak harus bergantung kepada pemimpin politik, kepala negara, gubernur, bupati, dan walikota.
“Namun menyelamatkan bumi dari kehancuran dapat dimulai dari diri sendiri,” tegasnya.
Sejauh ini, sambung dia, permasalahan lingkungan yang sering terjadi yakni mengenai sampah plastik atau tak dapat terurai.
Ketergantungan manusia kepada plastik dinilai sudah demikian parah. Produksi sampah plastik terus meningkat. Hanya sebagian kecil yang didaur ulang, selebihnya dibuang.
Bahkan menurut laporan resmi,diperkirakan pada 2050 sampah plastik di laut akan lebih banyak dari ikan (dihitung berdasarkan beratnya).
“Sampah plastik yang semakin banyak mencemari lingkungan akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia,” katanya.
Bukan hanya itu, masalah yang dinilai sangat mengancam lingkungan yakni eksploitasi sumber daya alam yang sangat masif dan penggunaan energi yang berasal dari fosil.
Oleh sebab itu, suhu bumi semakin panas. Kondisi itu disebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca, seperti karbondioksida, metana, dan nitrogen dioksida di atmosfer bumi.
“Penggunaan energi berbahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak bumi adalah salah satu penyumbang terjadinya pemanasan global,” paparnya.
Mestinya, ujar dia, karbondioksida (CO2) yang dilepas dari pembakaran bahan bakar minyak bumi dan batubara bisa diserap oleh pohon dan tanaman yang tumbuh di hutan.
Tapi apa daya, banyak korporasi yang melakukan penggundulan hutan untuk mengeksploitasi bahan tambang yang ada diperut bumi, atau untuk dijadikan lahan produktif lainnya.
“Akibat dari hutan yang semakin gundul,CO2 tidak bisa diserap sehingga semakin memicu pemanasan global,” tegasnya.
Dampak tersebut sekarang sudah dirasakan. Cuaca semakin sulit diprediksi dan bahkan semakin ekstrem. Kekeringan yang panjang pada saat musim kemarau, dan bencana banjir pada saat musim hujan.
Angin bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda-beda. Semakin sering terjadi angin puting beliung. Kenaikan permukaan air laut yang berpotensi menyebabkan terjadinya tsunami, banjir, dan pulau-pulau kecil akan tenggelam.
“Semoga para alumni ULM bisa berbuat sesuatu, melakukan perubahan setiap hari untuk lingkungan yang lebih baik,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, jumlah wisudawan yang mengikuti Sidang Terbuka Senat ULM dengan acara Wisuda ke-93 Tahun 2019 ini berjumlah 1.250 orang.
Di antaranya 1 orang wisudawan Program Doktor, 142 orang wisudawan Program Magister, 1.067 orang wisudawan Program Sarjana, dan 40 orang wisudawan Program Diploma.
Baca Juga: Rapat Hari Santri, PCNU Banjar Tidak Ingin Ada yang Mojok
Baca Juga: Berjualan di Tikungan, Pedagang Pentol Jembatan Barito Ditertibkan
Baca Juga: Kupas Tuntas Video Promosi Kota Banjarmasin di Rumah The Panas Dalam
Baca Juga:Tingkatkan Kemampuan Personil, Polres HSU Rutin Latihan Drill Borgol
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Aprianoor