bakabar.com, JAKARTA - Ketua Partai Nasdem Surya Paloh menanggapi santai hasil survei beberapa lembaga yang menempatkan Anies Baswedan di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Nggak apa-apa, upayakan saja supaya jangan jadi urutan keempat, siapa yang memastikan kandidat yang pada waktu 3-4 bulan lalu ranking pertama, dia tetap berada pada ranking pertama?" ujar Paloh kepada wartawan di selasar Wisma Nusantara usai bertemu dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Jakarta Pusat, Jumat (5/5).
"Toh akhirnya tidak," sambung Paloh.
Baca Juga: Akhir Pekan Ini Dua Bacapres Kunjungi Jember: Ganjar ke CFD, Anies ke Ponpes
Hasil survei, menurutnya, tidak selalu statis. Melainkan bergerak fluktuatif seiring berjalannya waktu.
"Anies pernah di posisi itu, Anies pernah ranking kedua, sekarang ranking ketiga. Itu memungkinkan kesempatan juga, Anies berada di posisi teratas, tapi semua tergantung situasi dan keadaan ke depan," ujarnya.
Paloh berkeyakinan dalam Pilpres 2024 nanti, masyarakat akan melihat sosok kandidat capres yang dipilihnya, dengan melihat portofolio dan rekam jejak.
"Rakyat akan menempatkan pilihan mereka dengan melihat sosok kandidat, persyaratan cukup, kandidatnya relatif diterima di hati rakyat, dia akan terpilih nanti," ujarnya.
Baca Juga: Usai Ketemu Surya Paloh, Luhut: Tak Perlu Meributkan Perbedaan
Soal cawapres pendamping Anies, Paloh mengaku sudah mengantongi beberapa nama yang direkomendasikan partai koalisi. Namun begitu, ia tidak mau membeberkan nama-nama tersebut kepada awak media.
"Sudah, sepanjang masih ada cawapres masih bagus itu, yang paling sedih kalau sudah tidak ada lagi nominasi, ya kita lihat nanti, ujarnya.
Paloh terlihat tidak ambil pusing terkait wacana terbentuknya koalisi besar yang tempo hari diundang oleh Presiden Jokowi di Istana Negara.
"Ya koalisi besar kan itu dalam arti kata, kalau dilihat dari portofolio daripada gabungan komposisi partai-patai yang ada, memiliki suara atau jumlah kursi yang relatif cukup mendominasi di dewan kita sekarang ini," ujarnya.