bakabar.com, BANJARMASIN – Ratusan pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Banjarmasin memerlukan pembinaan agar mereka bisa lebih berkembang dalam mengelola usahanya.
Ketua himpunan pengusaha mikro kecil Indonesia (Hipmikindo) Banjarmasin, Salahudin Bahri mengakui kehidupan para pengusaha yang tergabung dalam organisasinya tersebut memerlukan uluran tangan dalam pembinaan.
“Masalahnya banyak persoalan yang dihadapi oleh kalangan industriawan rumahan tersebut dalam mengembangkan usahanya, seperti yang pasti adalah kekurangan modal usaha,” katanya, Selasa (29/3) dilansir Antara.
Masalah lain adalah bagaimana cara memasarkan produk kecil. Yang sebagian besar adalah makanan kecil atau cemilan. Sementara para pengusahanya juga sebagian besar adalah ibu-ibu atau emak-emak.
Padahal, kata dia, makanan kecil yang dikembangkan tersebut perlu dipasarkan atau dipopulerkan karena hasil dari budaya asli setempat. Seperti misalnya abon ikan haruan, kripik ikan, dodol, rempi, dan makanan kecil yang lain.
Selain makanan kecil, juga ada perajin sasirangan, kerajinan tas purun, konveksi dan kerajinan bahan lokal lainnya.
Kemasan produk juga masih tertinggal bentuknya dibandingkan dari produk industri kecil dari Pulau Jawa. Padahal jika kemasannya bagus maka produk mikro Kota Banjarmasin bisa dijadikan bahan cenderamata.
“Persoalan terakhir mereka ini minim pengetahuan tentang pembukuan, tidak mengerti mana duit modal mana duit dapur, seringkali duit modal disangka duit dapur akhirnya modal habis dan gulung tikar,” katanya lagi.
Saat ini Hipmikindo Kota Banjarmasin yang berdiri sejak tujuh tahun silam memiliki 150 anggota. “Mereka dibantu dalam promosi seperti pameran, atau pelatihan dengan instansi yang terkait,” ujarnya.