bakabar.com, BANJARBARU - Kepala Bidang SDA pada PUPR Kota Banjarbaru, Subrianto membeberkan alasan terlambatnya pengerjaan proyek Embung Gunung Kupang.
"Sebenarnya kendala itu bukan di ujung waktu saja. Sudah mulai awal," katanya kepada media ini, Senin (11/12) petang.
Dijelaskannya, pertama lokasi buangan material yang sudah disediakan seluas 8 hektare ternyata hanya bisa dimanfaatkan sebanyak 2 hektare saja.
"Karena sisanya itu lahan Pemkot yang dimanfaatkan masyarakat untuk ditanami," jelasnya.
Kedua, warga sekitar keberatan dengan akses mobilisasi material keluar terutama pada musim kemarau kemarin.
Diperburuk pada musim hujan ini, akibat hujan membuat akses jalan becek untuk mengangkut material keluar.
"Terus tanahnya juga basah dan kita tidak bisa membuang material buangan dengan kondisi itu," ungkapnya.
Belum lagi masalah sosial, yakni warga sekitar yang tidak menghendaki pengerjaan proyek dilakukan malam hari.
"Warga tidak mau ada pengerjaan lembur karena merasa terganggu dengan kegiatan ini," terangnya.
Sehingga, lanjutnya, hujan bukan kendala besar dalam proyek ini. Meski pasca hujan kemarin air sempat memenuhi embung, namun berhasil diatasi dengan baik.
"Memang embung kita berair dan langkah untuk mengosongkan air dilakukan dengan pompa. Selain itu kita membuat saluran untuk membuang airnya ke sungai Kuranji itu efektif sampai sekarang kita lakukan kalau terjadi hujan," pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan kontrak proyek mitigasi banjir itu seyogianya selesai pada 7 Desember lalu, namun kemudian dimundurkan hingga 30 Desember ini.