bakabar.com, BANJARBARU - Dampak penyetopan operasional Hotel Batung Batulis di Banjarmasin dan Banjarbaru adalah pemberhentian puluhan karyawan.
Keputusan tersebut sangat terpaksa dilakukan, karena operasional dua Hotel Batung Batulis dihentikan," papar Direktur Utama PT Bangun Banua, Afrizaldi, Kamis (17/4).
Jumlah karyawan di dua hotel tersebut sekitar 30 orang. Namun tidak semua dirumahkan, sebab beberapa di antaranya masih diperlukan untuk manajemen aset.
Terkait alasan ditutupnya dua hotel yang bernaung di bawah BUMD PT Bangun Banua itu, karena tidak menguntungkan.
Biaya operasional kedua hotel tersebut lebih besar dibanding pendapatan. Selama bertahun-tahun, dua hotel itu tidak berkembang.
Dalam pembenahan dua unit usaha ini, Afrizal mengatakan bisa saja nantinya tak lagi dijadikan hotel. Bisa jadi usaha lain. Seperti dimanfaatkan untuk aula, gedung serba guna yang dapat difungsikan bermacam kegiatan.
Jika nantinya tetap dengan unit usaha perhotelan, Afrizal bilang, maka manajemennya akan berubah. Diduduki orang-orang yang profesional di bidangnya.
PT Banun Banua sendiri menawarkan kepada pihak swasta untuk renovasi dan manajemennya. Kalau terkendala keuangan, maka akan diubah fungsi menjadi kafe, ruang terbuka dan gedung serbaguna besar.
Senada, Gubernur Kalsel, Muhidin juga bilang, supaya bisa bersaing dengan hotel swasta, dua hotel tersebut harus dikelola secara profesional.
Ia juga membuka opsi pengelolaan nantinya oleh pihak ketiga atau investor. "Laporannya terus merugi. Kita tutup sementara untuk pembenahan, sambil menawarkan kepada pihak swasta," jelas Muhidin.
Dari laporan yang diterima gubernur, dua hotel itu tak sebanding pemasukan dengan biaya operasional.
Pemasukan rata-rata Rp500 juta per tahun. Sedangkan biaya operasional lebih Rp1,2 miliar per bulan.
Dengan dikelola oleh pihak swasta, Muhidin berharap dua hotel tersebut dapat memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).