Banjarmasin Hits

Puluhan Gepeng di Banjarmasin Ditertibkan

Gelandang dan pengemis (gepeng) kerap terlihat di kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin, terlebih di hari Jumat.

Featured-Image
Puluhan gepeng diberi pengarahan oleh Satpol PP Banjarmasin. Foto- apahabar.com/Riyad

bakabar.com, BANJARMASIN - Gelandang dan pengemis (gepeng) kerap terlihat di kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin, terlebih di hari Jumat.

Mereka biasanya ada di trotoar-trotoar jalan sembari menungga pemberian warga yang dermawan, baik uang atau makanan.

Jumat (4/11), para gepeng dikumpulkan oleh Satpol PP Kota Banjarmasin. Bersama Dinas Sosial serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, para gepeng diberikan pembinaan agar tidak lagi mangkal di lokasi itu.

"Ada 30 orang lebih kita kumpulkan," kata Kepala Satpol PP Banjarmasin, Ahmad Muzaiyin.

Ahmad Muzaiyin mengakui jika gepeng dan anjal semakin marak. Khususnya setiap Jumat.

"Kita tidak melarang warga melakukan kegiatan Jumat berkah yang memang sudah jadi budaya. Tapi lokasi itu (sekitar Masjid Sabilal Muhtadin) menjadi fokus perhatian kita. Jadi kita minta para gepeng pindah ke lokasi lain," ujarnya.

Ia mengatakan, para gepeng yang dikumpulkan langsung didata oleh dinas terkait.

Mereka juga diberikan pemahaman agar tidak mangkal di sekitaran Masjid Sabilal Muhtadin

"Kita juga menerima keluhan beberapa warga. Mereka dianggap mengganggu aktivitas di jam sibuk. Karena pada jam itu warga berangkat ke kantor, dan mengantar anak ke sekolah," ungkapnya.

Ia menekankan, jika kembali kedapatan pihaknya tidak segan melakukan tindakan yang refresif. Salah satunya kita serahkan ke rumah singgah Baiman.

"Bagi paman becak, kalau kedapatan lagi terpaksa becaknya kita amankan. Rata-rata memang karena faktor ekonomi. Sebagian juga pemain lama dan sudah pernah masuk rumah singgah," tuntasnya.

Sementara itu, Kabid Perempuan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Banjarmasin, Rusdiati membeberkan, alasan mereka kembali ke jalanan, meski sudah pernah masuk rumah singgah.

Hal itu dikarenakan, mereka menginginkan bisa kembali ke rumah singgah. Bukan tanpa sebab, disana kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi. Bahkan diberi uang.

"Mereka merasa nyaman di rumah singgah. Tapi disitu maksimal hanya dua hari. Setelah itu mereka dipulangkan," ungkapnya.

Disisi lain, sebagian gepeng yang diamankan sebenarnya sudah terdata sebagai penerima bantuan Sosial dari Pemko Banjarmasin.

"Kita data ada sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan beras," ujar Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Banjarmasin, Maria Sri.

Ia mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan edukasi kepada mereka agar tidak kembali ke jalanan. Jika masih tidak diindahkan, maka Satpol PP akan langsung menertibkan mereka.

"Di rumah singgah akan kita edukasi lagi selama tiga hari sesuai SOP kami. Lalu kita pulangkan. Kalau yang dari luar daerah akan kita telusuri dulu alamatnya, baru kita kembalikan," bebernya.

"Kita tidak menjamin mereka memberikan makan setiap hari. Kita sudah kumpulkan data mereka dan akan diverifikasi oleh petugas lapangan. Kalau ada yang belum menerima bantuan sosial akan kita usulkan," paparnya.

Arbain, salah seorang warga yang diamankan mengaku terpaksa berada di jalanan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Saya sudah tidak bekerja. Dengan istri pun saya sudah pisah," ungkapnya 

Pria berusia 60 tahun itu mengaku, tidak pernah memaksa pengendara yang lewat untuk memberikannya uang atau makanan.  

"Kalau ada yang memberi kita terima. Tidak menentu setiap hari ada juga. Kita juga tiap saat di kawasan Sabilal, bisa saja ke tempat lain," tutupnya.

Baca Juga: Atasi Gepeng hingga Anak Jalanan, Dinsos Banjarmasin Berencana Bangun Shelter Penampungan

Editor


Komentar
Banner
Banner