bakabar.com, KANDANGAN – Orang tua siswa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) mengaku masih khawatir anaknya terpapar Covid-19 saat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Untuk antisipasi kekhwatiran orang tua siswa, pihak sekolah pun terus memantapkan protokol kesehatan (prokes).
Salah satu orang tua siswa, Sugeng Arianto menyampaikan bahwa dia masih merasa khawatir anaknya terpapar Covid-19 ketika mengikuti PTM di sekolah.
“Memang agak khawatir juga, apalagi kasus positif Covid-19 mengalami peningkatan,” kata Sugeng, Sabtu (24/7).
Meski demikian, pihaknya setuju pelaksanaan PTM kembali dilakukan dengan syarat wajib prokes pencegahan penyebaran Covid-19 di sekolah lebih diperketat.
“Kita setuju asalkan guru terus membimbing anak, karena sudah satu tahun setengah tidak sekolah sehingga dikhawatirkan kualitas pendidikan anak menurun,” ucapnya.
Menanggapi PTM di HSS pada 12 hingga 17 Juli kemarin, Sugeng Arianto mengatakan bahwa pihak sekolah sudah cukup baik menerapkan prokes kepada anak didik.
Hanya saja, sebagian orang tua siswa yang berada di luar sekolah masih tidak menerapkan prokes sehingga masih menimbulkan potensi kerumunan.
“Secara uji coba sudah bagus. Selain mengajar materi pendidikan dasar, guru juga mengajari anak pentingnya prokes,” imbuhnya.
Mengantisipasi kerumunan orang tua siswa, Kepala SD Negeri Kandangan Kota 1, Herawati menyampaikan bahwa sekolah akan membagi jalur keluar sewaktu pulang sekolah.
“Rencananya kami akan membagi dua jalan keluar, melalui pintu depan dan samping,” terangnya.
Kemudian, prokes sebelumnya yang memanggil satu persatu siswa sebelum diserahkan kepada orang tua tetap dipertahankan.
“Insyaallah untuk di dalam kelas akan kami sekat masing-masing meja dengan plastik transparan,” lanjut Herawati.
Sebelumnya pada 23 Juli kemarin, Satgas Covid-19 Kabupaten HSS telah menunda pelaksanaan PTM menimbang kasus positif di wilayahnya mengalami peningkatan secara signifikan.
Menurut Komite SD Negeri Kandangan Kota 1 kebijakan yang diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS sudah tepat.
“Ini untuk melindungi peserta didik dan kekhawatiran akan timbul klaster baru yaitu klaster sekolah,” kata Herawati.
Penundaan sementara ini dimanfaatkan komite sekolah sebagai penataan dan perbaikan pelaksanaan PTM sebelumnya supaya prokes lebih baik lagi.
“Apabila nanti PTM dibuka kembali, maka sekolah kami sangat siap,” tandasnya.