Kalsel

PSBB Dinilai Picu Kekosongan Stok Darah, PMI Banjarmasin Kembali Menjerit

apahabar.com, BANJARMASIN – Memasuki hari ketiga diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), stok darah di Palang…

Featured-Image
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Banjarmasin, Dokter Aulia Ramadhan Supit.Sumber: Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Memasuki hari ketiga diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin kembali menipis signifikan.

Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Banjarmasin, Dokter Aulia Ramadhan Supit mengatakan, per hari ini, Minggu (26/4) pagi, jumlah stok darah hanya bersisa 5 kantong.

“Dari hari pertama PSBB jumlah pendonor selalu sedikit, selalu tidak sampai 10 orang,” ujarnya.
Jumlah tersebut tentunya sangat jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan darah di sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Banjarmasin.

“Minimal sekali, per hari itu kami perlu 150 kantong darah,” katanya.Kejadian ini menurut Dokter Rama, sapaan akrabnya, bagaikan de javu. Stok darah kosong ketika awal masuknya Covid-19 di Banjarmasin.

“Iya, ini seperti terulang waktu awal masuknya wabah virus Corona di Banjarmasin, stok darah di PMI sampai kosong,” ucapnya.
Demi menjaga stok darah tetap aman, pihaknya pun telah mengupayakan berbagai cara, antaranya gencar melakukan sosialisasi hingga memberikan paket sembako kepada yang mau mendonorkan darahnya.

“Kami memberikan paket sembako untuk siapa yang mau mendonor,” timpalnya.
Sembako tersebut, kata dia, merupakan hasil donasi dari para dermawan yang mau menyisihkan sebagian hasil ‘keringatnya’ untuk membantu PMI Banjarmasin.

“Kami memberikan paket sembako sederhana, mudah-mudahan dengan ini para pendonor akan semakin banyak,” harapnya.
Kendati demikian, Dokter Rama menuturkan bahwa usaha dari pihaknya tidak akan optimal jika tidak dibarengi dengan dukungan dari pemerintah daerah.

Menurutnya, pada bulan Ramadhan, kebanyakan para pendonor akan datang di malam hari, sementara di Kota Banjarmasin saat ini tengah diberlakukan PSBB.

PSBB di Banjarmasin diberlakukan jam malam antara pukul 21.00 hingga 06.00 WITA. Praktis tidak ada masyarakat yang boleh beraktifitas di waktu tersebut.

“Kantor kami di Jalan S Parman kan buka 24 jam, kemudian gerai kami di depan Mesjid Sabilal Muhtadin juga buka dari pukul 19.00 hingga 22.00. Lalu dengan diperketatnya aturan jam malam, jadi sia-sia kami buka gerai sampai malam,” paparnya.

Soal itu, Dokter Rama pun meminta kebijakan dari pemerintah daerah setempat untuk mencarikan solusi agar pihaknya dapat memenuhi kebutuhan stok darah di Kota Banjarmasin.

“Kami meminta kebijakan Wali Kota atau Gubernur, agar mencarikan solusi soal itu,” imbuhnya.

Kata Dokter Rama, jika berkaca dari provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat, meski di sana juga diterapkan PSBB, pemerintah daerahnya bisa mencarikan solusi agar kebutuhan darah tetap bisa terpenuhi.

“Kalau dari informasi rekan PMI di DKI Jakarta dan Jawa Barat, meski di sana juga diterapkan PSBB, tapi tetap ada solusi dari pemerintah daerahnya, yakni para ASN itu dijadwalkan bergiliran pada malam hari di bulan Ramadhan untuk mendonor darah, itu langsung arahan dari gubernur,” tuturnya.

Maka dari itu, ia berharap agar kebijakan serupa juga bisa dilaksanakan di Kota Banjarmasin agar kebutuhan darah tetap bisa terpenuhi.
Pun kepada masyakat Kota Banjarmasin, ia mengimbau untuk tetap mendonorkan darah demi kebaikan sesama.

“Semoga bapak Wali Kota atau bapak Gubernur mau mearahkan ASN-nya untuk mendonorkan darah,” harapnya

Reporter: Riyda Dhafi R
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner